Belajar Dari Asal Usul Valentine's Day (Jangan Suka Ikut-Ikutan)
Beberapa hari lagi banyak kaum muda akan
mengikuti sebuah festival tahunan di bulan Februari yang sangat
ditunggu-tunggu. Apa ya, festival itu? masa kamu ngk tahu sih!? itu loh yang
berbau cinta-cinta.. hehehehe. Bagi kamu yang muslim yang merayakan festival
valentine’s day ini, sebaiknya kita telaah dulu sejenak tentang perayaan valentine’s day sebelum mengikutinya. Mimin
cuap bukan mengajari loh, hanya mengingatkan aja sebelum terjerumus ke dalam
ketidak-tahuan sehingga kita menyandang status “ikut-ikutan”. Oke denger dulu
ya beberapa hadist berikut ini, yaitu:
- Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no. 7319).
- Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).
Ibnu Taimiyah menjelaskan, tidak
diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan
Nashrani dalam sebagian perkara. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 27: 286. Syaikhul
Islam menerangkan pula bahwa dalam shalat ketika membaca Al Fatihah kita selalu
meminta pada Allah agar diselamatkan dari jalan orang yang dimurkai dan sesat
yaitu jalannya Yahudi dan Nashrani. Dan sebagian umat Islam ada yang sudah
terjerumus mengikuti jejak kedua golongan tersebut. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 1:
65.
Imam Nawawi -rahimahullah- ketika
menjelaskan hadits di atas menjelaskan, “Yang dimaksud dengan syibr (sejengkal)
dan dziroo’ (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yang penuh
lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip
sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashroni. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka
dalam kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal-hal kekafiran
mereka yang diikuti. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau
karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat ini.” (Syarh Muslim, 16: 219).
(RENUNGAN!!!)
“Misi utama kita bukanlah menjadikan kaum Muslimin beralih agama menjadi orang Kristen atau Yahudi, tapi cukuplah dengan menjauhkan mereka dari Islam. Kita jadikan mereka sebagai generasi muda Islam yang jauh dari Islam, malas bekerja, suka berfoya-foya, senang dengan segala kemaksiatan, memburu kenikmatan hidup, dan orientasi hidupnya semata untuk memuaskan hawa nafsunya…”(Pidato Samuel Zwemmer, tokoh Yahudi, dalam Konfrensi Missi di Yerusalem, 1935 )
Ini hanya permulaan dari artikel ini,
karena keterbatasan ilmu mimin cuap akan ikut menyimak asal mula valentine’s
day dari pakarnya. Artikel berikut dari kajian Hj. Irene Handono bertemakan Valentine: Maksiat berbungkus kasih sayang. Terima kasih telah meluangkan waktunya mengunjungi blog ini. Selamat membaca..
السلام عليكم Ùˆ رØمة الله Ùˆ
بركاته
Meski nasihat-nasihat, imbauan-imbauan para ulama,
ustadz-ustadzah tentang Valentine selalu didengungkan tiap bulan Pebruari, tapi ternyata masih banyak orang tua para
remaja yang masih berpemahaman salah tentang Valentine’s Day. Valentine hanya
dianggap sebagai budaya remaja modern saja. Padahal ada bahaya besar di balik
Valentine yang siap menerkam para remaja. Ini yang tidak disadari para orang
tua.
Tiap bulan Februari, remaja yang notabene
mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine.
Walau banyak ustad-ustazah memperingatkan nilai-nilai akidah Kristen yang
dikandung dalam peringatan tersebut, namun hal itu tidak terlalu dipusingkan
mereka. "Aku ngerayain Valentine kan buat fun-fun aja...." begitu
kata mereka.
Tanggal 14 Februari dikatakan sebagai ‘Hari
Kasih Sayang’. Apa benar? Mari kita tilik sejarahnya.
Siapakah
Valentine?
Tidak ada kejelasan, siapakah sesungguhnya yang
bernama Valentine. Beragam kisah dan semuanya hanyalah dongeng tentang sosok
Valentine ini. Tetapi setidaknya ada tiga dongeng yang umum tentang siapa
Valentine.
Pertama, St Valentine adalah seorang pemuda
bernama Valentino yang kematiannya pada 14 Pebruari 269 M karena eksekusi oleh
Raja Romawi, Claudius II (265-270). Eksekusi yang didapatnya ini karena
perbuatannya yang menentang ketetapan raja, memimpin gerakan yang menolak wajib
militer dan menikahkan pasangan muda-mudi, yang hal tersebut justru dilarang.
Karena pada saat itu aturan yang ditetapkan adalah boleh menikah jika sudah
mengikuti wajib militer.
Kedua,
Valentine seorang pastor di Roma yang berani menentang Raja Claudius II
dengan menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan menolak menyembah dewa-dewa
Romawi. Ia kemudian meninggal karena dibunuh dan oleh gereja dianggap sebagai
orang suci.
Ketiga, seorang yang meninggal dan dianggap
sebagai martir, terjadi di Afrika di sebuah provinsi Romawi. Meninggal pada
pertengahan abad ke-3 Masehi. Dia juga bernama Valentine.
Ucapan
”Be My Valentine”
Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical
Christians Observe It?” mengatakan, kata “Valentine” berasal dari Latin yang
berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini
ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau
tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my
Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena
memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada
berhala. Dalam Islam hal ini disebut syirik, artinya menyekutukan Allah
Subhannahu wa Ta’ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap
dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut Tuhan Cinta,
karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya
sendiri!
Tradisi
penyembah berhala
Festival Lupercalia, Cikal Bakal Valentine |
Sebelum masa kekristenan, masyarakat Yunani
dan Romawi beragama pagan yakni
menyembah banyak Tuhan atau Paganis-polytheisme. Mereka memiliki perayaan/pesta
yang dilakukan pada pertengahan bulan Pebruari yang sudah menjadi tradisi
budaya mereka. Dan gereja menyebut mereka sebagai kaum kafir.
Di zaman Athena Kuno, tersebut disebut sebagai
bulan GAMELION. Yakni masa menikahnya ZEUS dan HERA. Sedangkan di zaman Romawi
Kuno, disebut hari raya LUPERCALIA sebagai peringatan terhadap Dewa LUPERCUS,
dewa kesuburan yang digambarkan setengah
telanjang dengan pakaian dari kulit domba.
Perayaan ini berlangsung dari 13 hingga 18
Pebruari, yang berpuncak pada tanggal 15. Dua
hari pertama (13-14 Februari) dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of
Feverish Love) Juno Februata. Di masa ini ada kebiasaan yang digandrungi yang
disebut sebagai Love Lottery/Lotre pasangan, di mana para wanita muda
memasukkan nama mereka dalam sebuah bejana kemudian para pria mengambil satu
nama dalam bejana tersebut yang kemudian menjadi kekasihnya selama festival
berlangsung. Seiring dengan invasi tentara Roma, tradisi ini menyebar dengan
cepat ke hampir seluruh Eropa.
Hal ini menjadi penyebab sulitnya penyebaran
agama Kristen yang saat itu tergolong sebagai agama baru di Eropa. Sehingga
untuk menarik jemaat masuk ke Gereja maka diadopsilah perayaan kafir pagan ini
dengan memberi kemasan kekristenan. Maka Paus Gelasius I pada tahun 469 M
mengubah upacara Roma Kuno Lupercalia ini menjadi Saint Valentine's Day.
Ini adalah upaya Gelasius menyebarkan agama
kristen melalui budaya setempat. Menggantikan posisi dewa-dewa pagan dan
mengambil St Valentine sebagai sosok suci lambang cinta. Ini adalah bentuk
sinkretisme agama, mencampuradukkan budaya pagan dalam tradisi Kristen. Dan
akhirnya diresmikanlah Hari Valentine oleh Paus Gelasius pada 14 Februari di
tahun 498.
Bagaimanapun juga lebih mudah mengubah
keyakinan masyarakat setempat jika mereka dibiarkan merayakan perayaan di hari
yang sama hanya saja diubah ideologinya. Umat Kristen meyakini St Valentino sebagai pejuang cinta kasih.
Melalui kelihaian misionaris, Valentine’s Day dimasyarakatkan secara
internasional.
Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya
berasal dari tradisi masyarakat di zaman Romawi Kuno, masyarakat kafir yang
menyembah banyak Tuhan juga berhala. Dan hingga kini Gereja Katholik sendiri
tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya St Valentine. Meskipun demikian
perayaan ini juga dirayakan secara resmi di Gereja Whitefriar Street Carmelite
di Dublin-Irlandia.
Valentine
di Indonesia
Valentine’s Day disebut ‘Hari Kasih Sayang’,
disimbolkan dengan kata ‘LOVE’. Padahal kalau kita mau jeli, kata ‘kasih
sayang’ dalam bahasa inggris bukan ‘love’ tetapi ‘Affection’. Tapi mengapa di
negeri-negeri muslim seperti Indonesia dan Malaysia, menggunakan istilah Hari Kasih Sayang. Ini
penyesatan.
Makna ‘love’ sesungguhnya adalah sebagaimana
sejarah GAMELION dan LUPERCALIA pada masa masyarakat penyembah berhala, yakni
sebuah ritual seks/perkawinan. Jadi Valentine’s Day memang tidak memperingati
kasih sayang tapi memperingati love/cinta dalam arti seks. Atau dengan bahasa
lain, Valentine’s Day adalah HARI SEKS BEBAS.
Dan pada kenyataannya tradisi seks bebas
inilah yang berkembang saat ini di Indonesia. Padahal di Eropa sendiri tradisi
ini mulai ditinggalkan. Maka, semua ini adalah upaya pendangkalan akidah
generasi muda Islam.
Inilah yang dikatakan Samuel Zweimer dalam
konferensi gereja di Quds (1935): “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum
Muslim. Sebagai seorang Kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi
baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah,
generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu”.
Ùˆَ السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØْÙ…َØ©ُ اللهِ
ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ
Artikel kami sebelumnya:- Mengenal Valentine's Day (1) "Beberapa kisah Valentine's Day"
- Mengenal Valentine's Days (2) "Valentine's Day dan Satanisme"
Sumber:
Leave a Comment