Selamat Tinggal Firqoh Abu Hamzah
Catatan
ringan dari seorang mantan anggota sebuah FIRQOH sempalan yang TIDAK JELAS ASAL
USUL pemahamannya, hanya mengandalkan akal
Oleh : Jafar Medan
Mukaddimah
Segala puji bagi Allah. Kami memujiNya, meminta
pertolonganNya,
meminta ampunanNya dan berlindung kepadaNya dari kejahatan diri kami dan
keburukan perbuatan kami. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tak
seorang pun mampu menyesatkannya dan barang siapa disesatkan oleh Allah, maka
tak seorang pun mampu memberinya petunjuk. Saya bersaksi sesungguhnya tidak ada
Ilah yang berhak diibadahi selain Allah, tidak ada sekutu bagiNya. Dan saya
bersaksi sesungguhnya Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan
Allah
Amma Ba’du..
Berkembangnya
gerakan (harakah) sudah sangat meresahkan masyarakat. Pengaruh ajarannya telah
dapat mengubah gaya
dan cara hidup (way of life) bagi pengikutnya. Gerakan mereka sangat halus dan
pintar, sehingga tidak semua orang dapat mengetahui, terlebih memahami bahwa
pemahamannya bertentangan dengan pemahaman para ulama generasi salaf[1], yang merupakan generasi
sebaik-baik ummat. Hanya dengan petunjuk dan hidayah Allah SWT, kita dapat
menempuh jalan yang lurus.
Isyarat
munculnya berbagai penyimpangan dan munculnya aliran-aliran menyesatkan telah
disabdakan oleh Rasulullah SAW,
"Akan
keluar suatu kaum akhir jaman, orang-orang muda berfaham jelek. Mereka banyak
mengucapkan perkataan "Khairil Bariyah"(maksudnya: mengucapkan
firman-firman Tuhan yang dibawa oleh Nabi). Iman mereka tidak melampaui
kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana meluncurnya anak
panah dari busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa denganmu lawanlah
mereka." (Hadits Sahih riwayat Imam Bukhari).
Dari Ibnu
'Abbas r.a. berkata Rasulullah SAW. pernah bersabda,
"Sesungguhnya
di masa kemudian aku akan ada peperangan di antara orang-orang yang
beriman." Seorang sahabat bertanya: "Mengapa kita (orang-orang yang
beriman) memerangi orang yang beriman, yang mereka itu sama berkata: 'Kami
telah beriman'." Rasulullah SAW. bersabda: "Ya, karena mengada-adakan
di dalam agama, apabila mereka mengerjakan agama dengan pendapat fikiran,
padahal di dalam agama itu tidak ada pendapat fikiran, sesungguhnya agama itu
dari Tuhan, perintah-Nya dan larangan-Nya." (Hadits riwayat Ath-Thabarani)
Bahwa Allah
SWT telah menurunkan Al Qur'an untuk menjadi pedoman kehidupan bagi seluruh
ummat manusia adalah merupakan suatu hal yang disepakati oleh ummat muslim di
seluruh dunia semenjak dahulu hingga hari ini, dan Allah SWT juga telah
menetapkan bahwa Nabi Muhammad Rasulullah SAW menjadi tolok ukur benar tidaknya
seseorang memahami dan mempraktekkan semua ketentuan Allah SWT di dalam Al
Qur'an, tidak boleh ada satu manusia pun yang menyelisihinya. Permasalahan yang
muncul adalah, antara zaman Rasulullah SAW dengan zaman kita sekarang terdapat
jarak 1400 tahun lamanya. Tidak ada satu pun manusia di zaman sekarang yang
berjumpa langsung dengan Rasulullah SAW.
Dalam situasi
yang seperti ini muncullah orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan, mereka
mengKLAIM bahwa mereka dapat mengajarkan pemahaman/tafsir Al Qur'an sebagaimana
yang Rasulullah SAW pahami dan praktekkan hanya dengan menguasai beberapa ayat
saja dari Al Qur'an secara harfiah tanpa memperdulikan pendapat para shahabat
dan para ulama salaf. Dia menempatkan Al Qur'an sebagai kitab yang bisa
dipahami bebas berdasarkan akalnya dengan mengkaitkan satu ayat dengan ayat
yang lain -–yang lagi lagi-- berdasarkan penafsiran akal pribadinya terhadap
ayat :
“…Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang batil)…” (Al Baqoroh : 185)
Dia berasumsi
akalnyalah yang mengaitkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lain. Pendapat
para ulama salaf dia langkahi, karena dia merasa lebih suci daripada ulama
salaf tersebut. Pernah mereka menjawab tentang gugatan mengapa mereka
melangkahi pendapat para ulama salaf dalam menafsirkan ayat Al Qur'an? Jawaban
mereka adalah Allah SWT menurunkan Al Qur'an bukan untuk membuat manusia susah[2]. Jadi mereka menganggap
bahwa memperhatikan pendapat ulama salaf dalam menafsirkan ayat merupakan hal
yang menyusahkan usaha mempelajari Al Qur'an.
Mereka sangat
berani dan berkeyakinan benar dalam berdialog, karena mereka bicara berdasarkan
Al-Qur’an, namun mereka berpaham berdasarkan
pemahaman mereka sendiri, dan ber-madzhab berdasarkan madzhab mereka sendiri. Mereka tidak mengenal betul
bagaimana kepribadian Rasulullah SAW, sejarah hidupnya, perkataannya, dan
sebagainya. Terlebih terhadap para shahabat Rasulullah SAW, dan para imam yang
telah Allah SWT beri petunjuk atas mereka. Sangat kentara kemalasan mereka
(baca:ketakutan melanggar larangan pendiri firqoh ini untuk membaca buku buku
lain) untuk mengkaji bagaimana orang orang yang telah Allah SWT muliakan di
masa lalu tersebut memahami Al Qur'an, bagaimana mereka menerapkan Al Qur'an.
Mereka mencukupkan diri dengan menggunakan akal mereka dalam menfsirkan ayat
ayat Al Qur'an. Sehingga sangat banyak pemahaman pemahaman yang menyimpang
beredar di firqoh ini, pemahaman yang tidak pernah di ajarkan oleh Rasulullah
SAW, tidak pernah dipahami oleh para shabatnya dan para imam/ulama salaf.
Bahkan kadang pemahaman pemahaman lucu dan menggelikan (baca:menjijikkan)
--yang merupakan akibat dari mengedepankan akal pribadi masing masing untuk
memahami Al Qur'an-- beredar dengan bebasnya, yang akan pembaca dapati dalam
penjelasan penjelasan dibawah ini. Allah SWT berfirman :
“Dan barangsiapa yang
menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan selain jalannya orang-orang Mukmin, Kami
palingkan dia kemana dia berpaling dan Kami masukkan dia ke dalam Jahanam. Dan
Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An Nisa’ : 115)
Mengenai
latar belakang penulisan tulisan ini tidak lain hanya ingin mengingatkan
saudara saudara saya yang masih berada di dalam firqoh ini supaya menelaah
ulang niat awal apa yang kita cari dalam kehidupan ini? Apakah hanya dengan bergabung
dalam pengajian ini sudah menjamin kita mendapatkan tjuan hidup kita? Sudah yakin
dengan seyakin yakinnya kah kita bahwa KELOMPOK yang kita ikuti selama ini
sudah berada di jalan yang benar? Sudahkan kita mempelajari jalan hidup orang
orang yang telah Allah SWT anugerahi nikmat atas mereka dengan sebenar benarnya
mempelajari? Dalam hal mempelajari adakah kita benar benar terbebas dari
intervensi individu? Tahukah kita apa saja dan bagaimana sajakah gerakan firqoh
firqoh dan para Ahlul Bid’ah pada masa lalu dan masa kini menjalankan operasi
penyesatannya? Dan bagaimana cara para orang beriman pada masa lalu menghadapi
mereka? Apa saja hujjah mereka?
Saudara
saudara saya, anda akan sangat mudah memahami tulisan ini, jika ANDA BERSEDIA
MELETAKKAN segala kebanggaan predikat yang anda dapatkan di kelompok ini dan
kemudian benar benar berdiri di pihak Allah SWT. Sudah waktunya bagi saudara
untuk memohon dengan segala kerendahan diri kepada Allah SWT supaya Allah SWT
menyelamatkan kita dari fitnah fitnah rancangan syaiton yang terkutuk. Karena
hanya Dia lah yang sanggup melakukannya. Ini mengenai nasib kehidupan kita YANG
ABADI nanti di akhirat, jangan mau ditukar hanya dengan kebanggaan kebanggaan
yang menipu.
Mengenai metode
penyusunan tulisan ini masih bisa dibilang sangat jauh dari keteraturan
disiplin penulisan secara umum, karena saya bukanlah berlatar belakang penulis,
bisa jadi terdapat bahasa bahasa bebas di dalam tulisan ini tanpa bermaksud
untuk mengaburkan maknanya. Tapi sekalipun demikian saya berusaha semampu saya
untuk membuatnya mudah dimengerti. Lebih
utama dari semua itu adalah saya memohon petunjuk jalan yang lurus kepada Allah
SWT Yang Maha Memberi petunjuk. Tiada yang dapat menyesatkan siapa yang Allah
tunjuki dari jalan yang lurus. Dan tiada yang dapat menunjukan jalan yang
lurus, siapa yang Allah sesatkan. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan
dan petunjuk dan semoga kita termasuk orang yang ditunjukan dan menempuh jalan
yang lurus dengan taufik dan hidayah-Nya, amin
Biografi singkat
abu hamzah
Namanya agus,
nama kuniyah nya adalah abu hamzah, suku jawa, masa kecilnya adalah anak
menteng, berdomisili di depok 2 dan cibinong karena dia memiliki 2 orang istri,
istri pertamanya adalah seorang perempuan minang asli (batusangkar) -yang
paling banyak mempengaruhi semua keputusan dan pengajaran di firqoh ini-. Istri
keduanya adalah seorang perempuan jawa. Seorang pegawai negeri di era awal 80an
yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk kuliah di Australia
(yang pada akhirnya melepaskan ikatan dinasnya), ketika di Australia dia belajar
tafsir Al Qur'an kepada pak syafi’i[3], kemudian pulang ke
Indonesia pada pertengahan atau akhir tahun 80an dan menyebarkan ajarannya.
Data terakhir yang diketahui (sering marah jika ditanya ttg hal ini) agus
belajar kembali kpd syafi’i (yang pd saat itu berdomisili di Kelantan, Malaysia)
pada akhir tahun 1997, setelah itu tidak pernah diketahui (karena semua
muridnya dilarang menanyakan hal tersebut) kapan lagi agus belajar kpd syafi’i.
Entah apa sebabnya dia tidak lagi belajar kepada syafi’i. Agus dan syafii tidak
di kenal sama sekali di dunia islam secara global, sehingga hal inilah yang
membuat keresahan bagi kalangan pencari kebenaran yang mungkin masih ada di
dalam lingkarannya. Lazimnya pembawa kebenaran semenjak zaman dahulu selalu
dikenal, tapi justru dia melarang keras anggotanya untuk menceritakan tentang
jati diri dia kepada masyarakat diiringi dengan WAJIB sangka baik dengan
larangannya itu. Ditambah dengan sikap kerasnya setiap kali dipertanyakan ttg
sanad seluruh riwayat tafsir Al Qur'an dan haditsnya.
Overall anak
menteng ini hanyalah seorang pendiri sebuah pengajian eksklusif, yang dengan sangat
mudah MENTAKFIR SELURUH manusia di muka bumi
yang tidak terhubung belajar Al Qur'an nya kepada dia. Ahlul bid’ah yang sangat
fanatik terhadap kebid’ahannya (bahkan jika dibandingkan dengan Al Qur'an
sekalipun). Tidak boleh ada ayat Al Qur'an dan Hadits (apalagi atsar sahabat
atau para imam salaf) yang menyelisihi pendapat dia.
Strategi
lihai
Firaun berkata:
"Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan
aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar".[4]
Perhatikan,
fir’aun pun mengtakan perkataan yang sepertinya baik, tapi ternyata Allah SWT
melaknatnya dan memerintahkan seluruh manusia untuk melaknatnya dikarenakan
perilakunya yang justru menantang Allah SWT dan merampas hak hak Allah SWT pada
diri manusia.
Kemiripan ini
banyak didapati dari diri pemimpin kelompok ini, kebanyakan riwayatnya bersifat
oral (baca:lisan), tidak bisa dibuktikan secara otentik karena pemimpinnya
tidak pernah menulis sebuah buku pun, dan melarang dengan keras murid muridnya
untuk merekam secara audio semua perkataannya dengan alasan “keamanan”. Sehingga sekalipun ada
gugatan seperti ini, dengan mudah mereka tidak mau mengakui apa yang telah
mereka katakan, syari’at bikinan mereka yang telah mereka tetapkan untuk
seluruh anggotanya, ghibah yang mereka lakukan. Pemimpinnya sangat lihai dalam
hal “cuci tangan” atas semua yang pernah dia katakan. Tidak ada takut takutnya
kepada Allah SWT sedikit pun, sangat tidak mengherankan jika orang orang dalam
kelompok ini di kenal sebagai orang orang yang licik dan culas, kepentingan
pemimpin dan kepentingan kelompoklah yang nomor 1, kalimat Allah SWT itu hanya
untuk dijadikan retorika dalam berkampanye memikat hati manusia manusia awam
untuk bergabung kepada mereka. Kejujuran adalah perkara yang SANGAT MAHAL di
dalam kelompok ini. Anggota kelompok ini berdiri dipihak pemimpin, bukan
berdiri dipihak Allah SWT, sekalipun mereka mengetahui kebenaran atas sesuatu,
jika pemimpin tidak menyukainya maka mereka bersedia untuk berdusta demi
pemimpinnya.
Pemimpinnya
mensosialisasikan berbagai pemikiran (Ro’yu), tapi sasaran dari pemikiran itu
adalah kemanfaatan yang besar kepada pemimpinnya, sama sekali TIDAK PERNAH
MEMPERDULIKAN tentang kalimat Allah SWT di dalam setiap sosisalisasi yang
mereka buat, salah satunya adalah sosisalisasi dengan judul TRANSPARANSI. Lebih
memfokuskan supaya seluruh anggota kelompok ini transparan dalam hal KEKAYAAN,
berapa harta yang dimiliki, dari mana dapatnya, dan seberapa penggunaan
kekayaan tersebut dipakai untuk kepentingan kelompok.
Tapi..
Dalam hal
ILMU.. Tidak pernah sedikit pun pemimpinnya TRANSPARAN..!! Bahkan akan sangat
marah dan tersinggung jika ditanya tentang perawi keilmuan yang dia miliki.
Sangat tabu bagi anggota kelompok ini untuk bertanya tentang perawi, mereka
hanya di ajarkan untuk patuh kepada pemimpinnya saja, tidak penting taat kepada
Allah SWT, tidak penting bertanya tentang perawi seperti yang banyak dilakukan
oleh generasi terbaik di dalam ummat ini, cukupkan diri dengan apa yang
pemimpin ajarkan saja, kalau tidak suka dan tidak mau mendengarkan apa kata
pemimpinnya, akan diamputasi[5] yang kemudiannya akan di
anggap keluar dari islam (murtad), sangat jelas sebenarnya, pemimpinnya ini
bukan hendak menyebarkan syiar islam, tapi hendak membuat AGAMA baru, dia
memiliki hak absolut (hak yang bukan dari Allah SWT, tapi dia sendiri yang
menetapkan untuk dirinya) untuk menetapkan siapa saja yang beriman dan siapa
yang tidak. Hanya Nabi saja yang Allah SWT berikan hak tersebut
Kemiripan
dengan Khowarij Gaya Baru (KGB)
Gerakan
mereka sangat mirip dengan LDII, NII atau yang sejenisnya yang sangat kuat
disinyalir sebagai gerakan KGB, bedanya hanya dalam hal baiat, mereka tidak
melakukan seremonial baiat ini, tetapi dalam prakteknya, mereka 1112 (sama
saja) dengan LDII dan NII. Sama sama “mengikat leher[6]” anggotanya, dan
menggenggam kehidupan anggota kelompoknya, mengajarkan kebanggaan berdasarkan
kelompok. Mereka hanya melakukan perubahan kecil saja untuk membedakan diri
dengan LDII dan NII yang sudh terlanjur ketauan kesesatannya. Selain baiat,
tentang nama pengajian, mereka tidak memberikan nama atas kelompok mereka,
katanya “kita bukan firqoh, kalo firqoh itu ciri cirinya pake nama”, tetapi
–lagi lagi- dalam prakteknya mereka jauh lebih firqoh ketimbang firqoh firqoh
yang ada.
Hal hal yang
menyimpang :
1. Kepemimpinan/Imamah/Perwalian
Dalam sebuah
studi, ciri khas firqoh bukan terletak di pemberian label bagi kelompok yang
sedang dia bangun, yang sebagian orang berpendapat bahwa firqoh itu adalah
sebuah pengajian yang memberikan nama nama tertentu kepada pengajiannya. Tetapi
biasanya mereka selalu akan memfokuskan, mengedepankan dan menomor satukan materi
dan topik pengajaran mereka tentang kepemimpinan/imamah/perwalian. Sekalipun
pada prakteknya mereka memulai pengajaran/pengajian dengan materi
ma’rifatullah, hal ini mereka lakukan untuk mengelabui target, terbukti ketika
target tersebut sudah “dalam genggaman” mereka, segala pengajaran tentang
ma’rifat akan dengan cepat sekali luntur maknanya di dalam hati target,
tergantikan dengan kebanggaan terhadap kelompoknya dengan hujjah hujjah tentang
kepemimpinan/imamah/perwalian yang pemahamannya berdasarkan pendapat pendiri
firqoh tersebut. Ketika kebanggaan kelompok sudah mendominasi di hati target, maka
pendiri kelompok tersebut akan melakukan pembiaran, bahkan di support
kebanggaan tersebut. Karena visi dan misi sebenarnya sudah tercapai. Visi dan
Misi yang katanya Mencari Ridho Allah SWT dan Menegakkan Dien di muka bumi
hanyalah retorika saja, akan larut dengan sendirinya. Retorika yang dilakukan
secara periodik untuk mempertahankan kesan bahwa kelompok mereka benar benar
mecari ridho Allah SWT dan berjuang menegakkan Din. Ya, hanya untuk retorika
yang mengelabui anggota saja, tidak lebih.
Ketika
ketaqwaan yang haq terbangun di hati target sementara kebanggaan kelompok dengan
mentaati/mendukung pendapat pendiri kelompok tidak juga terbangun, biasanya mereka
akan melakukan penekanan melalui sindiran sindiran halus, terlebih jika si
target sudah cukup banyak mengetahui rahasia kelompok, maka si target tersebut
akan diwaspadai. Inilah yang sebenarnya yang menjadi ciri khas sebuah firqoh,
apa pun firqoh mereka.
Usaha mereka
mengikat leher[7]
anggotanya, beberapa hujjah yang mereka pakai adalah Al Qur'an surah An Nisaa
ayat 59 :
”Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Hujjah mereka
selanjutnya adalah :
“Barangsiapa
yang mati sementara dia tidak memiliki imam, maka matinya seperti orang
jahiliyyah” (HR. Muslim).
Sementara
mengenai kata “pemimpin/imam/ulil amri” mari kita perhatikan dialog antar imam
Ahmad bin Hanbal dengan muridnya ishaq bin Ibrohim :
Ishaq bin Ibrohim bertanya kepada imam
Ahmad, apakah makna hadits berikut ini? “Barangsiapa yang mati sementara
dia tidak memiliki imam, maka matinya seperti orang jahiliyyah” Sebelum
menjawab Imam Ahmad balik bertanya Apa
yang kamu ketahui tentang imam (pemimpin)? Ishaq menjawab : Imam (pemimpin) adalah orang yang memimpin semua kaum muslimin.
Imam Ahmad menjawab : inilah makna
pemimpin (yang harus dimiliki) dalam hadits tersebut.”[8]
Kemudian hadits
(atsar atau hadits mauquf yang diucapkan Umar bin Khaththab) yang berbunyi:
"Tidak
ada Islam tanpa jama'ah, dan tidak ada jama'ah tanpa imamah, dan tidak ada imamah
tanpa ketaatan."
Atsar atau
hadits mauquf ini ditafsirkan menurut pendapat pemimpin kelompok ini ialah sbb:
1. Islam seseorang itu tidak sah
kecuali dengan berjama'ah. Dan yang dimaksud jama'ah katanya ialah jama'ahnya
Abu Hamzah.
2. Jama'ah juga tidak sah kalau
tanpa imam. Dan yang dimaksud imam Abu Hamzah.
3. Harusnya Abu Hamzah
menafsirkan" "Imamah juga tidak sah tanpa ketaatan." Sesuai dengan
urutan penafsirannya pada point 1 dan 2. Akan tetapi dengan lihai Abu Hamzah
memutar penafsiran point 3 dengan ucapan : "Ber-Imam atau mengangkat imam
itu tidak sah kecuali dengan melaksanakan ketaatan kepada imam (Abu Hamzah)."
Lantas
bagaimana seharusnya sikap kita disaat tidak ada pemimpin yang memimpin SELURUH
ummat islam seDUNIA? Perhatikan hadits berikut :
"Maka
apabila engkau melihat adanya khalifah, menyatulah padanya, meskipun ia memukul
punggungmu. Dan jika khalifah tidak ada, maka menghindar."[9]
Nabi SAW menegaskan, bahwa wajibnya bai'at
adalah kepada khalifah, jika ada atau terwujud meskipun khalifah melakukan
tindakan-tindakan yang tidak terpuji seperti memukul, dll. Thabrani mengatakan
bahwa yang dimaksud menghindar ialah menghindar
dari kelompok-kelompok manusia (golongan/firqoh-firqoh), dan tidak mengikuti seorang pun dalam firqoh
yang ada[10].
Dengan kata lain, apabila khalifah atau kekhalifahan sedang vakum, maka
kewajiban bai'atpun tidak ada. Juga, hadits Rasulullah SAW, yang artinya:
"Barang siapa mati tanpa bai'at di
lehernya, maka matinya seperti mati jahiliyah." (HR. Muslim).
Yang dimaksud bai'at disini ialah bai'at
kepada khalifah, yaitu jika masih ada di muka bumi. Dan termasuk di dalamnya sikap,
tidak ada kewajiban untuk memperlakukan seseorang imam shalat/guru/pemimpin
safari(perjalanan) seperti memperlakukan khalifah seolah olah sudah berbaiat.
Baiatnya saja tidak ada, apalagi sikap ketaatannya. Dalam hal kepemimpinan
perjalanan, atau kepemimpinan dalam shalat, ketaatan tersebut hanya berlaku di
dalam perjalanan/shalat tersebut. Setelah selesai shalat/perjalanan tersebut
maka lepas pula ketaatan. Tidak berhak seorang guru mengatur ngatur kehidupan
makmumnya, mengatur kepada siapa harus mempelajari islam, mengatur dimana seharusnya
berdomisili, dan sebagainya. Kepemimpinan tersebut sifatnya hanya kepemimpinan
fungsional (Tanfidz), bukan Kepemimpinan dengan Mandat Penuh (Tafwidhi)[11].
Kemudian perhatikan pula hadits berikut :
“Dari
Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu Ta'ala Anhu berkata: Manusia bertanya kepada
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan aku
bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan
menimpaku. Maka aku bertanya: Wahai Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman
Jahiliyah dan keburukan, kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini. Apakah
setelah ini ada keburukan? Beliau bersabda: 'Ada'. Aku bertanya: Apakah setelah
keburukan itu akan datang kebaikan? Beliau bersabda: Ya, akan tetapi didalamnya
ada dakhanun. Aku bertanya: Apakah dakhanun itu? Beliau menjawab: Suatu kaum
yang mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain
petunjukku. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah. Aku bertanya: Apakah
setelah kebaikan itu ada keburukan? Beliau bersabda: Ya, da'i - da'i yang
mengajak ke pintu Jahannam. Barangsiapa yang mengijabahinya, maka akan
dilemparkan ke dalamnya. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, berikan ciri-ciri
mereka kepadaku. Beliau bersabda: Mereka mempunyai kulit seperti kita dan
berbahasa dengan bahasa kita. Aku bertanya: Apa yang engkau perintahkan
kepadaku jika aku menemuinya? Beliau bersabda: Berpegang teguhlah pada Jama'ah
Muslimin dan imamnya. Aku bertanya: Bagaimana jika tidak ada jama'ah maupun
imamnya? Beliau bersabda: Hindarilah semua firqoh itu, walaupun dengan
menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan
seperti itu”[12]
Dinyatakan
dalam hadits Hudzaifah tersebut supaya menjauhi semua firqoh jika kaum muslimin
tidak mempunyai jama'ah dan tidak pula imam pada hari terjadi keburukan dan
fitnah. Semua firqoh tersebut pada dasarnya akan menjerumuskan ke dalam
kesesatan, karena mereka berkumpul di atas perkataan/teori mungkar (mungkari
minal qaul) atau perbuatan mungkar, atau hawa nafsu. Mereka semua itu akan menjerumuskan
ke dalam neraka Jahannam, dikarenakan membawa misi selain Islam atau Islam yang
sudah dirubah..!!
Perintah
Rasulullah SAW dalam hadits tersebut adalah untuk berpegang teguh secara bebas
dan merdeka dengan TIDAK MENGIKATKAN DIRI kepada siapa pun, terlebih kepada
orang yang hanya bermodal pengakuan saja, sementara aqidah dan akhlaqnya nyata
kasat mata binasa. Dan bersabar dalam memegang Al-Haq serta menjauhi
firqoh-firqoh sesat yang menyaingi Al-Haq. Al-Haq yang dipahami oleh orang
orang yang telah PASTI DIJAMIN keselamatannya oleh Allah SWT, yaitu Rasulullah
SAW dan para sahabatnya, para thabiin dan para imam yang telah diberi petunjuk
dan diakui oleh ummat islam sedunia semenjak dulu.
Dan Ketahuilah bahwa sekarang ini, kaum
Muslimin atau dunia Islam tidak mempunyai Khalifah yang memimpimnya. Maka
hendaklah setiap Muslim menjauh dari
firqah-firqah yang menyesatkan terlebih terhadap firqoh yang menghambakan
diri kepada dinar, dirham dan pakaian. Dalam hal ini Imam Bukhari telah
menyusun satu bab khusus yang berjudul "Bagaimana perintah syari'at jika
jama'ah tidak ada?". Silahkan masing masing pembaca melanjutkan studi
mengenai hal ini dengan menelusuri pendapat orang orang beriman pada masa lalu
yang mereka pun mengalami fase zaman dimana banyak terdapat firqoh firqoh
sesat. Mudah mudahan Allah SWT memberikan cahayaNya kepada para pencari
kebenaran dan pencari Ridho-Nya. Amin
2. Belajar ilmu jangan seperti menjahit baju
Sosialisasi : Hanya
boleh belajar tafsir qur’an di majelis yang “terhubung” dg pemimpinnya saja, Tidak Boleh[13] belajar di pengajian
pengajian lain dan ulama lain diluar kalangan anggota kelompok. Segala
pemahaman yang datangnya dari pemimpin, maka imani saja tdk usah banyak tanya,
dan segala pemahaman yang datangnya bukan dari pemimpin, maka harus di
tanyakan/di cek terlebih dahulu “keatas”, jika di izinkan maka boleh dipake, dan
jika tdk di izinkan maka jangan coba coba menggunkan keterangan tersebut. Kecuali
jika sudah siap mental menerima kenyataan marwah hancur lebur, kami akan mempropagandakan
fitnah fitnah halus bagi kalian yang bandel..!! kalau masih mau bersama kami
maka jangan macem macem, tapi kalo masih bandel juga, propaganda propaganda
baru yang lain[14]
telah kami siapkan supaya kalian enyah dari kelompok kami..!!
Fakta : Pada
kenyataannya, pemimpin kelompok ini belajarnya dari nonton tv, memperhatikan
langkah langkah pemerintah dan penguasa penguasa dunia saat ini dalam menangani
permasalahan permasalahannya, kemudian jika beliau suka dengan langkah
pemerintah tsb, maka si beliau akan mencari ayat ayat dlm Al Qur'an yang sesuai[15], lalu menyusunnya menjadi
sebuah doktrin dengan kalimat indah dan mensosialisasikannya kepada pengikutnya
dengan “memaksa” para pengikut untuk menerima doktrin tsb. Ironisnya, beliau
melarang muridnya utk membaca buku buku ulama salaf, bahkan berani mengatakan
sebuah buku dan penulisnya sesat padahal si beliau sendiri belum lagi
mengetahui apa isi dari buku tersebut, hanya karena penulis tersebut tidak di
dalam kepemimpinannya, kepemimpinan yang dia tetapkan untuk dirinya sendiri.
Bantahan : Perilaku
tersebut sangat identik dg perilaku ahli kitab dalam mendoktrin umatnya,
sebagaimana yang Allah SWT sebutkan dalam ayatnya di surah Al-Maidah ayat 41,
dan mirip dg kisah fir’aun dg para tukang sihirnya dalam surah Thaha ayat 71.
3. Menafsirkan Al Qur'an dan Hadits
berdasarkan Ro’yu pemimpinnya
Dalil mereka adalah surah An Nahl ayat 43 :
“Dan Kami tidak
mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki laki yang Kami beri
whyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu tidak mengetahui”
Sejak awal, semua anggota
sudah diarahkan atau didoktrin untuk hanya menerima penafsiran ayat dan hadits
yang berasal dari pemimpinnya.
Berdasarkan ayat ini, mereka mendoktrin anggota anggotanya untuk bertanya
terlebih dahulu “kepada pemimpin kelompok ini dan atau kepada anggota kelompok
yang sudah diakui keimanannya oleh pemimpin kelompok” jika ingin mengetahui
tentang kebenaran sesuatu, TIDAK BOLEH bertanya kepada selain anggota kelompok,
ahli dzikr hanya ada di kelompok mereka,
siapa pun manusianya di muka bumi ini jika tidak dibawah kendali pemimpin
kelompok ini, maka perkataannya sesat, dan orang yang bertanya nya kepada orang
diluar kalangan, maka dianggap kafir dan murtad. Na’udzubillah min dzalik
a.
Penafsiran surah Ankabut ayat 51 dan surah Yunus ayat 32
Di dalam
kelompok ini mereka gemar sekali menafsirkan ayat ayat Al Qur'an berdasarkan
ro’yu mereka sendiri tanpa mau mempelajari dan mengenal bagaimana orang orang
yang telah dijamin keselamatannya[16] menafsirkan, dan mereka
pun menafikkan pemahaman para imam madzhab dan penerusnya yang lurus, mereka
enggan mempelajari buku buku para imam tersebut dengan berhujjah ayat Al Qur'an
di surah Al Ankabut ayat 51 :
“Apakah tidak cukup
bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu kitab (Al Qur'an) yang
dibacakan kepada mereka? Sungguh dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang
besar dan pelajaran bagi orang orang yang beriman”
Dan ayat
surah Yunus ayat 32 :
“Maka itulah
Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah kebenaran itu
melainkan kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari kebenaran)?”
Penafsiran
mereka terhadap ayat ayat tersebut adalah : “cukup Al Qur'an saja, tidak boleh
baca buku buku lain selain Al Qur'an, buku lain itu sesat, karena buku buku itu
dicetak oleh orang orang diluar kalangan, yaitu orang kafir. Siapa yang membaca
buku buku lain tanpa sepengetahuan kami, maka itu sama saja artinya tidak
beriman kepada Al Qur'an, percaya kepada orang kafir, dan tidak akan termasuk
kalangan orang orang yang beriman. Dan dengan demikian halal darahnya dan layak
baginya untuk dihancurkan marwahnya”
Ironisnya,
setelah menafsirkan dengan penafsiran yang kasar dan seenak jidatnya seperti
itu, mereka mengecualikan “buku buku lain” tersebut, ada beberapa buku lain
yang mereka baca juga, beberapa diantaranya adalah :
-
Tafsir Ibnu Katsier cetakan Bina Ilmu
-
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam
-
Asbabun Nuzul
-
Al Ahkam As Shultoniyah; Imam Mawardi
-
Tasir Jalalain
-
Tafsir Ath Thobari
-
Semua buku Biografi Khulafaur Rasyidin karangan
Haekal
-
Riyadush Sholihin
Itupun jika
ada riwayat di dalam buku buku tersebut yang TIDAK SESUAI DENGAN VISI DAN MISI JAMA’AH (baca:visi dan misi
pendiri firqoh), maka mereka dengan gampang mengatakan bahwa riwayat tersebut
salah, pemimpinnya mengambil posisi sebagai hakim atas pemahaman para ulama
salaf tersebut, yang berhak menetapkan benar atau salah atas pemahaman
pemahaman di dalam buku tersebut. Dan melarang seluruh anggota firqohnya untuk
memegang pemahaman yang sudah difatwakan salah oleh pemimpin firqoh ini.
Terciptalah dengan alami sikap taqlid dari para anggotanya dengan perilaku
pemimpin yang seperti ini, tapi mereka satu pun tidak ada yang mau mengakuinya,
baik pemimpinnya maupun pengikutnya. Melarang manusia tapi mereka melanggar
sendiri larangan yang mereka buat.
Mereka juga
membaca, memahami dan mengajarkan ayat dibawah ini, tetapi sungguh mereka
sangat tidak memiliki keinginan untuk menjadikan ayat ini sebagai pembelajaran
bagi diri mereka masing masing, ayat yang dimaksud adalah :
“Dan di
antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya
(niscaya mereka menyesal). (Yaitu) ketika orang-orang
yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan
mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama
sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat
kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana
mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada
mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka
tidak akan ke luar dari api neraka.”[17]
Dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah SAW bersabda :
"Tidak
ada seorang nabi pun yang diutus Allah kepada suatu ummat sebelumku, melainkan
dari umatnya itu terdapat orang-orang yang menjadi pengikut dan sahabatnya,
yang mengamalkan Sunnahnya dan menaati perintahnya. (Dalam riwayat lain dikatakan,
"Mereka mengikuti petunjuknya dan menjalankan Sunnahnya.")
"Kemudian setelah terjadi kebusukan, dimana mereka mengatakan sesuatu yang
tidak mereka kerjakan dan mengerjakan sesuatu yang tidak diperintahkan. Maka
orang-orang yang memerangi mereka dengan lidahnya, niscaya dia termasuk
orang-orang yang beriman. Demikian juga dengan orang yang memerangi mereka
dengan hatinya, niscaya dia termasuk orang yang beriman. Selain itu, maka tidak
ada keimanan sebesar biji sawi pun." (HR. Imam Muslim)
b. Penafsiran
ayat Al Qur'an surah Al Baqoroh ayat 247
“Dan Nabi mereka berakata kepada mereka :
“Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.” Mereka menjawab
“Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak
atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?”
(Nabi) menjawab “Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberinya
kelebihan ilmu dan fisik” Allah SWT memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang
Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui”
Penafsiran mereka tentang kata “wal jism”[18] dalam ayat tersebut
adalah bahwa :
“Orang yang kuat fisiknya, jarang sakit, dan kuat secara harta (kaya).”
Lebih dominan mereka menekanankan makna “wal jism” tersebut sebagai
kuat secara harta (kaya). Perhatikan kembali ayat diatas, Talut bukanlah orang
kaya dan kuat secara harta, bagaimana mungkin kata “wal jism” bisa di tafsirkan
dengan makna kuat secara harta? Cukup dengan memperhatikan ayatnya saja,
sebenarnya sudah cukup jelas dimana posisi mereka semua di dalam ummatnya
Rasulullah SAW. Ahlul Bid’ah sejati.
Seharusnya akal harus berjalan dibelakang wahyu, tetapi yang mereka
praktekkan justru mengedepankan akalnya ketimbang wahyu, dalam hal ini mereka
memiliki kemiripan dengan faham Mu’tazilah pada masa lalu.
4. Keamanan
Dengan dalil
berdasarkan surah Al Kahfi (17) ayat 20
“Sesungguhnya
jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan
batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya
kamu tidak akan beruntung selama-lamanya".
Ayat ini bukanlah
perkataan Allah SWT langsung yang di tujukan kepada manusia secara umum, yang
jika demikian akan menjadi syariat atas umat islam, tetapi ayat ini adalah
penggalan kisah dalam Al Qur'an, perkataan salah seorang ashabul kahfi kepada
sahabatnya yang hendak berbelanja ke pasar ketika mereka bersembunyi dari raja
yang dzolim, maka mereka berasumsi bahwa pergerakan mereka pun harus di
rahasiakan dari seluruh masyarakat yang ada pada saat sekarang, yang implikasinya
strategi dakwah mereka sangat jauh berbeda dengan dakwah yang Rasul lakukan
ketika Rasul masih di mekkah, nuansa “khawatir” lebih banyak mewarnai dakwah
mereka ketimbang gairah dakwah menyampaikan yang haq, dalam perekrutan mereka
memberdayakan orang orang yang masih merah[19], si merah mengajak
kerabat dan teman temannya untuk ikut pengajian mereka, orang orang yang sudah
hijau memfollow up, pemimpinnya membina dan mengarahkan para orang hijau.
Pemimpinnya
SAMA SEKALI TIDAK BERDAKWAH LANGSUNG KEPADA ORANG DILUAR KALANGAN dengan alasan
“keamanan”. Dia lah manusia yang paling pengecut dan paling penakut dalam
menghadapi manusia lain, sementara Rasulullah SAW telah memberikan teladan
dalam berdakwah, bahkan sekalipun di zaman jahiliyyah dan belum di berikan
kedaulatan Rasulullah SAW turun langsung dalam berdakwah dengan segala
resikonya tanpa beralasan. Ingin dimuliakan sebagaimana manusia memuliakan
Rasulullah SAW tetapi tidak mau meneladaninya. MENJIJIKKAN..!!
APAKAH KALIAN
AKAN MENGATAKAN BAHWA RASULULLAH SAW KADAR AKALNYA BELUM SAMPAI??
APAKAH KALIAN
AKAN MENGATAKAN BAHWA ZAMAN BERBEDA MAKA DIBUTUHKAN CARA YANG BERBEDA PULA??
APAKAH KALIAN
AKAN MENGATAKAN BAHWA RASULLULLAH SAW BELUM PAHAM APA ITU TURBA??
Biasanya dengan
TIDAK PERNAHNYA pemimpinnya berdakwah langsung kepada masyarakat, jika terjadi
penolakan dan gangguan dari masyarakat, maka pemimpinnya AMAN tidak menanggung
resiko apa apa, si hijau dan si merah lah yang harus menanggung resiko, tidak
ada bantuan dan kepedulian sedikitpun dari pemimpinnya, bahkan malah
menyudutkan dan mencari cari kesalahan si merah atau si hijau dalam rangka cuci
tangan dan melepaskan tanggung jawab, LUAR BIASA memang fir’aun kecil ini. Dan jika
si merah dan si hijau membongkar rahasia kelompok, pemimpinnya tidak segan
segan “mengamputasi”[20] mereka kemudian
mengumumkan dan memerintahkan kepada seluruh anggota dimana saja berada untuk
ikut “menghukum” si merah dan si hijau -mirip seperti mafioso dan yakuza-.
Hanya khowarij pada masa lalu yang selalu merhasiakan misi dakwahnya dari
masyarakat islam secara umum
Perhatikan
hadits ini :
عَنْ
أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ
: قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا
مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية
لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata
: Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam
urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak.
(Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang
melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia
tertolak
Akses
Berangkat dari
pemahaman tentang keamanan ini, muncullah istilah akses di kalangan mereka.
Akses menjadi ukuran tingkat kepahaman (dan kemuliaan) seseorang dalam kelompok
ini, akses lebih ditujukan kepada rumah dan tempat tempat anggota kelompok ini
beraktifitas. Semakin baik –tentu berdasarkan ukuran/mizan “ketaqwaan” versi
kelompok ini- seseorang yang belajar bersama mereka, maka akan semakin terbuka
lebar aksesnya. Akses yang tertinggi adalah rumah pemimpinnya. Tidak ada lagi
tempat yang paling utama DI DUNIA ini bagi anggota kelompok ini selain rumah
pemimpinnya.
Jika
seseorang sudah dibuka akses ke rumah pemimpin, syarat mutlaknya adalah WAJIB
MEMBERI KEMANFAATAN KEPADA PEMIMPIN DAN KELOMPOK..!! Bisa berupa kemanfaatan
secara materi, peningkatan perdagangan/omzet bagi perusahaan milik pemimpin,
kemanfaatan secara tenaga, kemanfaatan secara “ide atau pemikiran yang
bermanfaat BAGI pemimpin”, dan sebagainya. Jika tidak ada kemanfaatan sama
sekali, maka pemimpinnya akan berkata “Cuma ngabisin jatah nasi aja”. Inikah
sosok yang katanya paling paham tentang Al Qur'an seDUNIA? Orang yang paling
diRidhoi Allah SWT hari ini??
5. Ketaqwaan
Secara teori
mereka mengatakan bahwa “jangan takut kepada manusia, tapi takutlah kepada
Allah SWT”. Tapi dalam prakteknya, suasana yang terasa sangat kuat sekali yang terbentuk
di dalam kelompok ini adalah supaya mengesampingkan ketakutan kepada Allah SWT
dan memprioritaskan ketakutan terhadap komentar, ghibah, dan vonis dari
pemimpin kelompok dan keluarga perempuannya. Jika ada salah seorang dari
anggota kelompok ini yang :
-
Bersebrangan pendapat dengan pemimpin
-
Mengkritik pribadi pemimpin yang PASTI tidak
luput dari kesalahan
-
Mengungkapkan fakta bahwa lebih banyak orang
yang keluar dari pada orang yang bertahan
-
Bisnisnya tidak terhubung dengan Kerajaan Bisnis
pemimpin
-
Mempertanyankan sanad riwayat pemahaman yang di
ajarkan
-
Menguji kebenaran klaim pemimpin (seperti yang
dilakukan sahabat Salman al Farisyi dan Abdullah bin Salam terhadap Rasulullah
SAW sebelum bersyahadat)
-
Tidak mendukung program kelompok
Sekalipun
ketika anggota tersebut melakukannya tidak memiliki tujuan lain selain mencari
kebenaran dan mencari ridho Allah SWT, maka pemimpin kelompok ini (beserta para
penjilat penjilatnya) akan memperlihatkan kebencian yang sangat terhadap
anggota tersebut (seringkali para penjilat tersebut hanya ikut ikutan membenci
tanpa mengetahui penyebabnya, ironis.. katanya mencari ridho Allah SWT), yang
kemudiannya melakukan langkah langkah politis halus yang licik dan culas untuk
menjatuhkan marwah si anggota itu. Sehingga menjadi peringatan bagi seluruh
anggota yang lain untuk jangan coba coba melakukan hal yang sama.
Ketaqwaan
sebenar benarnya taqwakah yang sesungguhnya mereka dakwahkan? Atau taqwa –lagi
lagi- yang terhubung/diridhoi oleh pemimpin kelompok ini?
Dengan
demikian, sangatlah tidak mengherankan jika PEMIMPIN adalah sosok yang PALING DITAKUTI oleh seluruh anggota
kelompok ini, bukan Allah SWT.
Selama anda rajin
mendekat kepada pemimpin kelompok ini, gemar menghubunginya, bermanfaat baginya
(banyak membantu, apalagi memberi kemanfaatan secara perdagangan), rajin untuk peduli
terhadap keadaannya, pandai membuat pemimpin ini bangga terhadap anda, maka tidak
perlu lah anda bertaqwa kepada Allah SWT, karena apa pun yang anda lakukan di
dalam kelompok ini, akan datang pembelaan dari pemimpin, bahkan sekalipun anda
melakukan kesalahan fatal sekalipun. Intinya, siapa saja yang jilatan kepada
pemimpin nikmat, pasti akan aman darahnya, marwahnya dan hartanya.
6. Takfir
Yang paling penting dari doktrin
ini adalah mengkafirkan seluruh manusia DI DUNIA yang tidak masuk dalam jama'ah
mereka. Menganggap dirinya sajalah jama'atul muslimin itu. Dan pemimpinnya (para pengikutnya
biasa memanggil dg panggilan bapak atau abu hamzah) adalah PEMIMPIN TERTINGGI
UMAT MUSLIM SEDUNIA. Dalil yang mereka gunakan adalah surah Al An’am ayat 116 :
“Dan
jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi, niscaya mereka akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Yang mereka ikuti hanya persangkaan
belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan”
Surah Al Maidah ayat 44 :
Barang siapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir.
Surah Ar Ra’du ayat 1 :
Alif
laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Qur'an). Dan Kitab yang
diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar; akan tetapi kebanyakan
manusia tidak beriman (kepadanya).
Mengenai tafsir tentang kata
“kebanyakan manusia” di dalam ayat 116 surah Al An’am dan surah Ar Ra’du ayat
1, mereka berasumsi bahwa maknanya adalah :
SELURUH MANUSIA DI MUKA BUMI
PADA SAAT SEKARANG YANG TIDAK TERHUBUNG KEPADA PEMIMPIN KELOMPOK ABU HAMZAH. Bahwa
hanya abu hamzah sajalah satu satunya manusia dimuka bumi pada saat sekarang
yang benar, hanya abu hamzah sajalah satu satunya manusia pada saat sekarang
yang Allah SWT berikan petunjuk, tidak ada orang lain lagi yang bisa dan boleh
menunjuki manusia kepada jalan Allah SWT. Yang artinya siapa pun manusianya
pada zaman sekarang yang ingin mendapatkan ridho Allah SWT maka harus
mendapatkan ridho abu hamzah terlebih dahulu, caranya, mendekatlah kepada abu
hamzah, penuhi semua keinginannya, berikan kemanfaatan yang besar kepadanya,
benarkan semua ghibahnya, dustai semua yang menyelesihi pendapatnya, maka abu
hamzah pasti ridho dan otomatis Allah SWT pun akan ridho, jika tidak, niscaya
akan tersesat dari jalan Allah SWT, karena tidak akan mendapatkan ridho abu
hamzah dan bisa dipastikan tidak akan mendapatkan ridho Allah SWT.
Tidak mengeherankan jika orang
orang di dalam kelompok ini jauh lebih takut pemimpinnya murka daripada Allah
SWT murka, sehingga berkata dusta, menyembunyikan kebenaran, menutup mata
terhadap kemungkaran dan kebathilan yang terjadi di dalam kelompok, bahkan bermuka 7 pun rela mereka lakukan demi
mendapatkan ridho pemimpinnya.
Kemudian, mengenai ayat 44
surah Al Maidah, mereka berasumsi bahwa :
Bagaimana akan berhukum dengan
Al Qur'an jika mempelajarinya saja tidak, dan bagaimana akan benar mempelajari
dan berhukumnya jika tidak dari kami pemahaman Al Qur'an yang dipelajari, maka
siapa pun yang tidak mempelajari Al Qur'an dari kami berarti dia tidak berhukum
dengan Al Qur'an dan sebagaimana bunyi ayatnya, statusnya adalah KAFIR
Derajat kafir yang mereka
tetapkan adalah kekafiran derajat murtad, yang berarti halal darahnya, hartanya
dan marwahnya. Mereka menetapkan bahwa, SIAPA SAJA MANUSIANYA DI DUNIA INI pada
zaman sekarang yang tidak terhubung kepada si bapak, maka statusnya adalah
KAFIR MURTAD. Tidak boleh menikah dengan orang diluar kalangan mereka, tidak
boleh menjawab salam dari orang yang diluar kalangan mereka, tidak boleh
menshalatkan jenazah muslimin yang tidak terhubung dengan pemimpinnya, tidak
boleh menjadi makmum di dalam sholat yang di imami oleh orang luar, tidak boleh
memakan hewan yang telah Allah SWT halalkan jika yang menyembelihnya bukan
“teman kita”, bahkan bersimpati kepada orang diluar kalangan pun merupakan
pengkhianatan terhadap kelompok..!! Sungguh, yang mereka lakukan adalah benar
benar memecah belah ummat, padahal mempersatukan ummat yang lah yang sebenarnya
Allah SWT perintahkan.
Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu berfirqoh firqoh, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat
Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS Ali Imron : 103)
Sahabat
Rasulullah SAW, ibnu abbas RA mengatakan ketika ditanya tentang ayat ini :
“Bukan kufur yang
mereka (Khawarij) maksudkan.Ia bukanlah kekufuran yang mengeluarkan dari
millah. tapi jika ia mengerjakannya berarti telah kafir namun bukan seperti
orang yang kafir kepada Allah dan hari akhir”[21]
Ibnu Jarir (12063)
meriwayatkan dari sanad Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas, ia berkata,
"jika ia juhud
(ingkar) terhadap apa yang diturunkan Allah maka ia telah kafir, dan barang
siapa mengakuinya namun tidak berhukum dengannya maka ia adalah dholim dan
fasiq."
Atha bin Abi Rabah berkata:
”Itu adalah kufrun duna kufrin, dzulmun duna dzulmin
dan fisqun duna fisqin.” (lihat Tafsir Ibnu Katsier, juz 2/80)
Lantas berasal dari manakah asal muasal pemahaman
kelompok ini? Apakah sudah ada iqomatul hujjah (penegakkan hujjah
terhadap muslim lain yang tersesat? Koq bisa-bisanya langsung vonis kafir
begitu)? Tak diragukan lagi
jika kelompok ini satu pemahaman dengan kelompok khowarij[22] pada masa lalu, alih alih
menyatukan ummat islam yang sedang terpecah pada saat sekarang, mereka malah
memperkeruh suasana dengan menambah pecahan tersebut. Sedikitpun mereka tidak
berusaha mempersatukan ummat islam sebagaimana yang Allah SWT perintahkan.
Orang kafir tetaplah kekafirannya, dan sudah jelas
bagaimana sikap kita kepada mereka, namun yang dipertegas disini adalah “VONIS
KAFIR” kapada sesama saudara muslim (kadang kadang sesama mereka pun biasa
memVONIS KAFIR jika terjadi perselisihan), dimana vonis tersebut akan menjadi
halalnya darah seorang muslim, marwahnya dan hartanya, padahal setiap muslim
terhadap muslim yang lain adalah haram darahnya, marwahnya dan hartanya
7. Prinsip inna akromakum aqrobun (racun micro
macro cosmos)
Siapa saja yang mendekat dan
taat maka selamat (dari vonis kafir, fitnah dan ghibah kami), dan siapa saja
yang tidak mau taat kepada pemimpin kelompok ini maka sekali kali tidak akan
selamat (dari vonis kafir, fitnah dan ghibah kami). Sekalipun seseorang
tersebut ikhlas dalam mengamalkan perintah Allah SWT tidak akan berarti apa apa
jika tidak di iringi dengan mendekat
kepada pemimpin, begitu pula sebaliknya, sekalipun seseorang tersebut akhlaqnya
bukan akhlaq islam[23] asalkan rajin mendekat
dan banyak memberikan kemanfaatan, maka akan mulialah dirinya di dalam kelompok
ini.
Racun dari keadaan ini adalah
semenjak di sosialisasikannya konsep micro dan macro cosmos, yang melihat tanda
tanda di alam semesta bahwa semua planet mengelilingi matahari, dan ion ion di
dalam atom pun mengelilingi intinya, maka diambil pelajaran bahwa semua murid
murid pengajian harus mengelilingi intinya. Pada awal sosialisasi disebutkan
bahwa inti yang dimaksud adalah Allah SWT, tapi pada perjalanannya yang terjadi
adalah NYATA NYATA PENIPUAN, kata “inti” dalam sosialisasi tersebut diganti
dengan makna pemimpin firqoh ini, sehingga prinsipnya bukan lagi “inna
akromakum ‘indaAllohi atqokum” tapi sudah berganti menjadi “inna akromakum
aqrobun”.
Dalam banyak hal, pemimpin
kelompok ini seringkali memposisikan
dirinya setara dengan nabi, bahkan setara Tuhan. Yang menjadi “inti” dari semua
ketaqwaan, yang menjadi “inti” dari masyarakat muslimin, yang menjadi penentu
benar salahnya sesuatu, yang berhak menentukan seseorang harus tinggal dimana,
yang mebuat syariat syariat baru dalam din ini,
Yang membedakan pemimpin
kelompok ini dengan para pendusta besar (musailamah al kadzab, thulaihah si
nabi palsu, mirza ghulam ahmad nabinya ahmadiyah, ahmad musedeng –musadek-, lia
edan –eden-, dan yang sejenis) adalah hanya saja dia tidak melafadzkannya bahwa
dirinya adalah nabi baru, dia “hanya ingin” diperlakukan seperti manusia
memperlakukan Rasulullah SAW.
8. Bid’ah pengaturan daftar halaqoh (salah
kaprah ayat 61:4)
Inilah salah
satu tanda atau bukti yang tidak sanggup di antisipasi oleh pemimpin kelompok
ini kecuali hanya dengan jawaban jawaban yang mengada ngada. 99% anggota
kelompok ini memilih KELUAR dari kelompok ini. Generasi pertamanya yang tersisa
hanya 2 orang saja, yaitu abu adam dan bdoel jalil[25]. Selebihnya adalah anggota
anggota yang sedang menunggu antrian untuk keluar, yang pada saat sekarang
sedang menyimpan kegundahan dan keraguan dalam hatinya[26] terhadap oknum pemimpin
ini. Mayoritas mantan mantan pengikutnya keluar dari kelompok ini dengan
membawa kekecewaan, tidak ada satupun mantan pengikutnya yang pergi dengan
membawa kesan baik terhadap pemimpin kelompok ini dan kelompoknya. Seperti
kesan baik yang imam Syafi’i dapatkan ketika beliau selesai belajar tentang ilmu
fiqih kepada imam Ahmad bin Hanbal di baghdad, demikian pula ketika imam Ahmad
bin Hanbal selesai mempelajari keilmuan yang dimiliki imam Syafi’i membawa
kesan yang sangat positif, dikarenakan keilmuan mereka ttg islam sangat
bersinergi dengan akhlaq mereka sehari hari, imam Syafi’i adalah guru sekaligus
murid bagi imam Ahmad, imam Ahmad pun guru sekaligus murid bagi imam Syafi’i.
Bagi pemimpin
kelompok ini dan seluruh anggotanya, tidak ada istilah SELESAI belajar Al
Qur'an kepada kelompoknya, dan dilarang keluar dari kelompok ini, jika berhenti
dan keluar maka predikat KAFIR MURTAD akan mereka berikan, sungguh kedustaan
yang sangat besar mereka lakukan selama bertahun tahun terhadap ribuan orang
korban mereka, jadi sangat tidak mengherankan kenapa semua mantan anggota
kelompok ini keluar dengan membawa kekecewaan dan kebencian
Manusia yang
tadinya awam berniat hendak mencari kebenaran dan ridho Allah SWT, ketika awal
awal mengikuti pengajian kelompok ini terpukau dengan penyajian ayat ayat Al
Qur'an yang dipresentasikan di dalam setiap halaqat, sehingga mereka memberikan
kepercayaannya kepada kelompok ini –selayaknya orang yang masih awam-. Tapi
dalam perjalanannya, perlahan tapi pasti, kelompok ini mulai memperlihatkan
wajah aslinya ketika mereka menilai si orang awam tersebut sudah mereka nilai
“hijau”. Memperlihatkan kebusukan kebusukan mereka secara vulgar,
mempertontonkan keTOLOLan perilaku yang semua serba “kata bapak”, mementaskan
secara terang terangan tradisi memfitnah tanpa sebab dan bukti terhadap sesama
anggota, (bahkan orang orang awam yang baru bergabung pun sering kali
mendapatkan bagian fitnah dan ghibah adari kelompok ini), dan banyak lagi hal
hal buruk yang tidak mereka sadari bahwa semua keadaan tersebut di saksikan
oleh orang orang yang tadinya awam yang bergabung dengan kelompok ini.
Langkah
preventif mereka adalah dengan menyerukan kepada seluruh anggota untuk
mengedepankan sangka baik kepada sesama anggota (maksudnya dilarang berfikir,
sangka baik aja. Bukankah itu sebuah PEMBODOHAN?), sehingga semenjak dahulu
hingga saat ini tidak pernah berhenti fitnah dan ghibah di antara mereka,
solusi yang mereka cari hanya basa basi, pada kenyataannya, solusi tinggallah
solusi, fitnah dan ghibah tetap jalan terus dengan pola dan teknik yang baru
mensiasati solusi yang baru saja mereka temukan. Benar benar adzab Allah SWT
telah berlaku atas kelompok ini, hanya keledai keledai bodoh saja yang tetap
bertahan dalam kelompok ini.
Mereka sudah
ditipu mentah mentah oleh pemimpin kelompok ini..!! Niat awal mereka untuk
mencari kebenaran dan ridho Allah SWT dengan memasrahkan diri kepadaNya telah
dibelokkan dan dimanfaatkan. Ini tentang masa depan mereka yang abadi selama
lamanya di akhirat nanti, sepatutnya mereka jujur kepada Allah SWT atas apa
yang mereka saksikan selama berada di dalam kelompok ini, percaya Allah SWT
adalah sebaik baik penolong, bukan pemimpin firqoh khowarij gaya baru ini.
Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.[29]
10. Cara Membangun Generasi
Pola khas nya adalah semua pemahaman yang datangnya dari pemimpin
adalah BENAR (karena pemimpin adalah “orang yang paling paham” tentang Al
Qur'an seDUNIA pada saat sekarang), dan semua pemahaman yang datangnya bukan
dari pemimpin maka harus hati hati dan waspada sebelum di cek/tanyakan ke pemimpin,
kalau pemimpin bilang lampu hijau maka bolehlah dijadikan pegangan dalil, tp
kalau pemimpin belum melegalkan, maka itu adalah pemahaman liar[30], terlarang bagi para
murid untuk melakukan sesuatu yang dasar ilmunya bukan dari pemimpin.
Kemudian segala sesuatu harus berjama'ah dg berdalil hadits “talzamu
jama’ah”, silahkan cari atsar dari para shabat dan para imam mengenai hadits
ini.
Keta'atan, firqoh ini menempatkan pemimpinnya sebagai PEMIMPIN TERTINGGI
UMAT ISLAM SEDUNIA pada saat sekarang setelah Allah SWT dan Rasul, padahal sampai
detik ini dan entah sampai kapan pemimpinnya itu tidak pernah bisa menunjukkan
bukti bahwa pada saat sekarang dirinya lah yang menjadi PEMIMPIN TERTINGGI UMMAT
ISLAM SEDUNIA, terlebih lagi jumlah mereka tidak sampai 3000 orang peserta
pengajian dan yg sudah jadi masyarakat inti hanya 111 orang[31], bahasa diplomasi yang
mereka gunakan adl “bapak bukan khalifah, tp berfungsi seperti khalifah”. Tapi
pada prakteknya sangat jelas pemimpinnya menginginkan perlakuan seperti
masyarakat muslim memperlakukan khalifahnya, KETAATAN MUTLAK[32]. bahkan lebih parah,
lebih mirip firaun, jika manusia ingin taat kepada Allah SWT, maka harus taat
kepada pemimpinnya terlebih dahulu, tidak boleh mentaati perintah Allah SWT
kalau pemimpinnya tidak ridho[33]. Sudah banyak bukti
bicara ttg hal ini, tapi sayangnya para pengikutnya lebih takut pemimpinnya
murka daripada Allah SWT murka. Dan parahnya semua pengikutnya manut dan patuh (taqlid)[34] tanpa meneliti dan
menelaah ulang, tanyakan ke diri sendiri :
“Bagaimana sebenarnya kepemimpinan di dalam
islam ketika tidak ada khalifah?”
“Istilah amir dalam tiap hadits yg berkenaan
dg ketaatan bgm?”
“Legalkah klaim bahwa pemimpin kita adalah
PEMIMPIN TERTINGGI UMAT ISLAM SEDUNIA pd saat sekarang? Sementara kita dilarang
untuk mengenal ulama ulama lain kecuali mengenalnya dengan semangat dan
pemahaman dari pemimpin”
“Benarkah pemimpin kita adalah PEMIMPIN TERTINGGI
UMAT ISLAM SEDUNIA pada saat sekarang? Apa buktinya? Siapa yang memberinya
kepemimpinan tersebut?”
“Sudahkah kita mempelajari dengan sungguh
sungguh bagaimana pendapat Rasulullah SAW dan shahabatnya tentang tiap tiap
ayat dalam Al Qur'an? Lalu pemahaman para tabi’in? para tabi’u tabi’in? para atha thabi’u
thabi’in? para imam mazhab dan ulama ulama terbaik pada masa lalu yang selalu
berusaha mempersatukan umat muslim sedunia dan memerangi para pemimpin firqoh
yang kerjaannya selalu memecah belah jama’ah islam?”[35]
“Jika belum, lantas atas dasar apa kita
mengkultuskan pemimpin ini? Takut dianggap keluar dari islam? Takut dibilang
kafir? Takut tidak punya teman dalam meneruskan pencarian keterangan keterangan
yang mengarahkan kepada kebenaran (yang DILARANG semenjak bergabung dengan
firqoh ini)?”
“Masih percayakah akan pertolongan Allah SWT
kepada semua hambaNya yang benar benar mencari kebenaran?”
“Apakah bertanya tentang ayat Al Qur'an dan
hadits hanya harus kepada pemimpin kelompok ini? Kenapa tidak boleh bertanya
kepada ulama lain yang jelas jelas lebih faqih dan lebih bersih dalam
memperjuangkan tingginya kalimat Allah SWT”
“Sebenarnya malas atau takut untuk mengenal
ulama ulama lain selain dari kelompok ini dengan obyektif?”
“Bukankah pandangan kita Al Qur'an? Kenapa
harus khawatir tertular pemahaman ulama lain? Ataukah kita yang tidak yakin
dengan pemahaman Al Qur'an kita pelajari?”
Allah SWT
telah menjamin keselamatan bagi para pencari kebenaran, dalam surah Al Ankabut
ayat 69 Allah SWT berkata :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka
jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik.”
Bermohonlah
kepada Allah SWT. Dan masih banyak pertanyaan pertanyaan lain yang akan
melintas dalam pikiran kita jika kita memang benar benar mencari ridho Allah SWT (bukan ridho pemimpin) tanpa
intervensi. Ingat mas, ini adalah tentang keselamatan kita yang abadi dan
selama lamanya di akhirat nanti, jangan biarkan manusia lain memegang leher
kita dalam pencarian kebenaran dan pengabdian kita kepada Allah SWT, merupakan
hal yang biasa di kalangan para pencari kebenaran menguji apa yang dia pahami
utk membuktikan kebenaran sesuatu, perhatikan bagaimana Salman Al Farisy
menguji kenabian Rasul, dan pertanyaan Abdullah bin salam kepada Rasul sebelum
dia masuk islam. Dan perhatikan pula bagaimana seharusnya pembawa kebenaran
(Rasulullah SAW) bersikap ketika ada manusia yang mengujinya dengan pertanyaan
pertanyan dan perlakuan[36].
Pemimpin firqoh ini sama sekali TIDAK membangun sistem islam, dia hanya membangun
kumpulan manusia yang akan dijadikan market bisnisnya dengan pemahaman
INTERNALISASI[37].
Pengaturan daftar halaqoh[38] hanya kamuflase untuk
mempermudah penanganan potensi market.
Hal yang paling parah adalah dampak dari doktrin doktrin ini, telah membelenggu
orang yang sudah terlanjur ikut firqoh ini[39], yang intinya adalah menghancurkan akal sehat[40], merusak aqidah yang lurus[41] dan memporak porandakan akhlaq[42]. Maka para pengikut
firqoh ini secara tidak sadar telah menjadi
budak dan robot robot tolol bagi para pemimpin firqoh ini.
11.Bid’ah bid’ah
عَنْ
أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ
: قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا
مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية
لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata
: Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa yang mengada-ada
dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak.
(Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang
melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia
tertolak
a.
Micro dan macro cosmos
b.
RFC
c.
Transaksi real menggunakan rupiah, tapi di
hitung dalam dinar
d.
Bastotan fil jism diterjemahkan dengn makna kuat
secara harta
e.
Takfir atas seluruh manusia yang bukan anggota
kelompok mereka
f.
Status kepemimpinan
g.
Pengaturan daftar halaqoh
Ironisnya,
semua pengikutnya rela diperlakukan seperti itu, mereka meyakini bahwa apapun
perlakuan pemimpin terhadap mereka, jika di terima dengan lapang dada maka
surga bagian mereka. Adakah Allah SWT telah menjanjikan hal tersebut?
"Sudahkah
kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya
ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?".(Al Baqoroh ayat 80)
Dimata
pemimpinnya, semua pengikutnya tidak lebih hanya budak budak yang harus patuh
kepada dia, TIDAK BOLEH langsung kepada Allah SWT, karena hanya dia lah pintu
menuju Allah SWT bagi semua manusia, tidak ada pintu yang lain[43]. Tujuan dakwah dia pun
hanya untuk merekrut budak budak segar dari masyarakat awam. Perhatikanlah
PENUTUP
Perlu
diketahui bahwa issue besar yang dajjal sebarkan melalui setan setannya
diseluruh dunia adalah :
YOU ARE GOD..!!
Pemimpin
kelompok ini sudah terjebak kedalam pemikiran yang disebar luaskan oleh dajjal
secara sadar ataupun tidak. Bersikap dan bertindak layaknya Tuhan, dan
mengajarkan kepada semua anggotanya bahwa ridho Allah SWT hanya melalui
dirinya, anti dan sangat alergi melihat seluruh ummat islam bersatu kecuali
hanya jika pemimpin kelompok inilah yang menjadi khalifahnya. Lebih sibuk
mencari perkara PERBEDAAN dengan umat islam yang lain dan memperkeruhnya
ketimbang mencari kesamaan kemudian mempersatukannya menjadi sebuah kekuatan untuk
menghadapi musuh bersama yaitu Dajjal.
"Akan
ada segolongan dari umatku yang tetap atas kebenaran sampai hari kiamat dan
mereka tetap atas kebenaran itu." (HR. Imam Bukhari) "Akan tetapi ada
dari kalangan umatku sekelompok orang yang terus-menerus menjelaskan dan
menyampaikan kebenaran, sehingga orang yang ingin menghinakan tidak akan
mendatangkan mudharat bagi mereka sampai datang putusan Allah (hari
kiamat)." (HR. Imam Muslim)
Dari Al-Irbadh bin Suriyah r.a. berkata :
Rasulullah SAW. pernah bersabda :
"Saya
berpesan kepada kamu sekalian, hendaklah kamu takut kepada Allah dan
mendengarkan serta patuh, sekalipun kepada bangsa Habsy, karena sesungguhnya
orang yang hidup antara kamu sekalian di kemudian aku, maka akan melihat
perselisihan yang banyak; maka dari itu hendaklah kamu sekalian berpegang
kepada sunnahku dan sunnah para khulafah yang menetapi petunjuk yang benar;
hendaklah kamu pegang teguh akan dia dan kamu gigitlah dengan geraham-geraham gigi,
dan kamu jauhilah akan perkara-perkara yang baru diada-adakan, karena
sesungguhnya semua perkara yang baru diadakan itu bid'ah, dan semua bid'ah itu
sesat."(Hadits riwayat Ahmad)
[1] Para shahabat, thabi’in, thabi’u thabi’in, atha’
thabi’u thabi’in, imam 4 madzhab, Bukhori, Imam Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud,
At Tirmidzi, An Nasa’i, At Thabari, Thawawi, Thabarany, Baihaqqi, Ibnu
Taimiyyah, Ibnul Qoyyim, Ibnu Katsier, Syaukani, Nawawi, dan masih banyak lagi
ulama ulama dan para imam perawi hadits lainnya. Dalam pembicaraan tulisan ini,
ulama salaf yang dimaksud adalah mereka
[2] QS Thahaa ayat 2
[3] Pengakuannya secara lisan
[4] QS Al Mu’min : 29
[5] Istilah yang pemimpinnya gunakan untuk mengancam
pengikutnya yang kritis, maksud amputasi adalah dikeluarkan dari kelompok
[6] Harfiah taqlid = mengikatkan leher
[7] Harfiah taqlid = mengikatkan leher
[8] Kitab Masail
Ibnu Hani’ no. 2011, Risalah Baiat, Ibnu Taimiyyah, hal 13
[9] HR. Thabrani dari Khalid bin Sabi', lihat Fathul Bari,
juz XIII, hal. 36
[11] Imam Al Mawardi, Al Ahkam As Sulthaniyyah
[12] Riwayat Bukhari VI615-616, XIII/35. Muslim XII/135-238
Baghawi dalam Syarh Sunnah XV/14. Ibnu Majah no. 3979, 3981. Hakim IV/432. Abu
Dawud no. 4244-4247.Baghawi XV/8-10. Ahmad V/386-387 dan hal. 403-404, 406 dan
hal. 391-399
[13] Pemimpinnya memaksa orang utk TAQLID kpd beliau
[14] “Karena kami jagonya mengarang propaganda, pasukan
perempuan perempuan kami siap siaga melakukan tugas tersebut”
[15] dengan menyepelekan pendapat para imam di kalangan
umat islam spt syafii, malik, hanafi, hambali, ibn taimiyyah, ibnu qoyyim, dsb.
Lebih sreg belajar sama orang yang jelas kemusyrikannya ketimbang kpd para imam
yg sudah di akui keimanannya
[16] Rasulullah SAW dan para shahabatnya di generasi
pertama
[17] QS Al Baqoroh ayat 165-167
[18] Kelebihan/kekuatan Fisik/Jasmani
[19] Demikian mereka memberikan istilah status orang orang
yang belajar Al Qur'an, “merah” untuk orang yang loyalitasnya kepada kelompok
masih diragukan, “hijau” untuk orang yang loyalitasnya kepada kelompok sudah
diakui oleh pemimpinnya
[20] Menutup akses mereka ke dalam kelompok dan bisa
langsung bersikap menjadi musuh bagi si merah dan si hijau
[21] Riwayat Al Hakim [II/313]dari Hisyam bin Hujair dari
Thawus, Atsar ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim sebagaimana disebutkan
dalam tafsir Ibn Katsir [II/62] dari Hisyam bin Hujair dari Thawus
[22] Sebuah kelompok di masa Khulafaur Rasyidin yang menghalalkan
darah para shahabat dan menggerakan masa untuk menentang dan memberontak kepada
mereka dengan alasan demi keadilan, amar ma’ruf nahi munkar, jihad dan
seterusnya. Seperti yang pernah mereka lakukan pada Utsman bin Affan
radhiallahu 'anhu sebelumnya. Ayat ini pula yang dipakai KGB (khawarij gaya baru) seperti NII
dan Pecahannya, JI dan seluruh kelompoknya, Ikhwanul Muslimin (IM) dan seluruh
sempalannya, serta semua kelompok yang menganut quthbisme seperti Muhammad
surur, dan masy’ari
[23] gemar melakukan ghibah, fitnah dan sebagainya, gemar
mengada adakan berita bohong, bersaksi palsu, dsb
[24] Mengutip istilah dalam management logistic, FIFO =
First In First Out
[25] Orang yang berani menetapkan bahwa kegiatan RFC dan
A2T hukumnya wajib, menyatakan bahwa semua muridnya harus berorientasi kepada
dirinya ketika menfsirkan ayat 144 surah Al Baqoroh, sebenarnya para pengikut
kelompok ini menyaksikan kesesatan dan keTOLOLan bdul jalil, tapi berhubung
abdul jalil dekat dengan pemimpin kelompok ini dan cukup memberikan kemanfaatan
perekonomian, semua kesesatan dan keTOLOLan bdul jalil jadi hilang
substansinya, lebih takut pemimpin murka daripada Allah SWT murka.
[26] Mayoritas mereka mengetahui ketidakberesan² kelompok
ini dan diam diam mengeluh, tapi sejauh ini mereka bertahan dikarenakan DOKTRIN
“Sangka baik” (baca:PEMBODOHAN) masih bekerja, dan kebanyakan mereka masih
menutup diri dari pemahaman pemahaman yang datangnya dari luar kelompok mereka.
Mudah mudahan Allah SWT membukakan pemikiran mereka yang benar benar
berkeinginan kuat mencari kebenaran dan RidhoNya dengan cara yang baik.
[27] QS Ali Imron : 151
[28] QS Al A’rof : 170
[29] QS Al Ankabut : 69
[30] Perhatikan kemiripan polanya dengan pola pengajaran
ahlul kitab kepada ummatnya di dalam Al Qur'an surah Al Maidah ayat 41
[31] Jumlah umat islam di dunia sekarang 2 milyar lebih,
111 orang yang TAQLID tidak bisa mewakili urusan keislaman 2 milyar ummat
islam, itu hanyalah sampah ummat, dan memimpin 111 orang yang taqlid lebih
rendah dari pada menggembala 111 ekor kambing
[32] Membantah pernyataan ini sudah biasa, tapi silahkan
buktikan sendiri dengan mencoba “tidak mendukung program jama’ah”, cap kafir,
munafik, fasik, dsb akan bertubi tubi menyerang anda. Bahkan utk urusan
perniagaan pun harus di koordinir –benar benar ahlul bid’ah-.
[33] dengan alasan karena bapak yang paling mengetahui kedaan sekarang,
seakan akan bapak mendapatkan keizinan dari Allah SWT berbuat seperti itu
[34] TAQLID = mengikatkan tali di leher, kemudian
menyerahkan ujungnya kepada orang lain
[35] Cth : imam Abu Hanifah, Syaikhul islam Ibnu Taimiyyah
dan kedua muridnya Imam ibnul Qoyyim dan Ibnu Katsier, jangan malas mengenal
pribadi mereka dan pemikiran mereka, pemahaman orang di tahun 1432H skrng TIDAK
LEBIH BAIK daripada para imam imam tersebut
[36] Bukan malah marah marah kemudian mencari cari
kesalahan orang yang bertanya
[37] Landasan hukum yang dia pakai adl surah Baroah ayat
17-20. Perhatikan, memakmurkan masjidil haram ditafsirkan dengan belanja ke
sesama teman pengajian saja (spesifik: lebih di ridhoi jika belanjanya ke
perusahaan yg ada saham bapak/perusahaan bapak disana), na’udzubillah min
dzalik, tidak ada 1 riwayat penafsiran dari para shahabat Nabi dan para imam
yang menafsirkan seperti ini, apalagi dengan mempersiapkan perusahaan
perusahaan di segala bidang terlebih dahulu sebelum meluncurkan pemahaman sesat
ini, supaya ga kemana mana keuntungan transaksinya. Jelas sekali kesesatannya
sebenarnya, sejelas matahari di siang hari, afala ta’qilun?
[38] Pengaturan halaqoh pun dalilnya dipaksakan dari tafsir
surah Ash Shof QS 61:4
[39] Mempelajari dan mengimani Al Qur'an seharusnya melepas
belenggu (QS 7:157)
[40] Semakin masuk kedalam firqoh ini akan semakin TIDAK
BISA membedakan yang mana bodoh mana pintar, mana panjang mana pendek, mana
besar mana kecil, mana gelap mana terang, mana benar mana salah, semua
tergantung APA KATA BAPAK
[41] Kata bapak lebih sakti daripada kata Allah SWT, krn
kalau kata Allah SWT yang tidak disetujui bapak, akan mentah, dg alasan kadar
akal, belum waktunya, keadaan, keamanan, dsb
[42] Sudah lazim terjadi kebohongan di firqoh ini, ghibah
pun diteladankan/dicontohkan oleh kuncennya (agus/bapak), mudah memvonis tanpa
pengecekan (sekalipun thd orang yang sudah hijau), memecah belah persaudaraan
di kalangan sesama anggota, melunturkan kepercayaan antar sesama anggota, antar
suami dan istri, anak dan bapak, guru dg muridnya dg alasan orientasi keatas
(ke pemimpin maksudnya, bukan ke Allah SWT), tp disisi lain disuruh bersatu dan
berkasih sayang.
[43] Bedanya dengan ahmad musaddek dan lya eden hanya dia tidak mengaku sebagai nabi
baru
Assalamualaikum. Saya juga jebolan sekte abu hamzah. Semoga Allah memberi petunjuk kepada yang belum berpetunjuk. (Sandi)
ReplyDeleteBismillah
ReplyDeleteSy tertarik dg ulasan ini,bisakah sy terhubung dg penulis
ni no hp sy 083867983837
First
DeleteAssalamualaikum sahabat, saya minta maaf karena saya tidak dapat memenuhi ketertarikan sahabat untuk mengulas tentang artikel ini. Artikel ini dipublikasikan hanya untuk membantu sahabat-sahabat yang telah terjebak dalam firqah yang dimaksud agar senantiasa membuka diri dan sebagai pencegahan bagi sahabat-sahabat yang sedang mencari kebenaran. Bagi saya ini merupakan luka lama yang harus ditutup dan bagi anda yang masih baru mengenal, ini hanya merupakan masukan. Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan kita jalan yang terbaik...
ReplyDeleteassalamu'alaikum. apa yang dikatakan penulis itu benar semuanya. Bahkan kalo boleh nambahin, saya merasa banyak sekali penyimpangan di firqoh ini (suka disebut dengan "jama'ah"). Para suami yang kononnya lebih paham, hanya menjadikan istrinya sebagai "sapi perah", yang seharusnya mencari nafkah itu adalah tugas seorang suami, sebagaimana yang Alloh katakan di Q.S. Al-Baqoroh ayat 233. Pada kenyataannya, istrinya yang harus "banting tulang" dengan alasan KEMANDIRIAN DALAM ISLAM dan si suami beralasan bahwa dirinya jangan disibukkan dengan URUSAN DUNIA (baca:mencari nafkah) dan si suami beralasan juga bahwa dia tidak sempat mencari nafkah karena sibuk menjalankan "kerja-kerja islam" (baca:ngejilatin pemimpinnya). sungguh amat menjijikan....
ReplyDeleteditambah dengan ghibah yang merajalela. semua anggota kelompok ini diserukan untuk bersatu, namun pada kenyataannya, mereka di adu domba satu dengan yang lainnya. mereka semua diajarkan untuk bermuka dua. ga secara langsung sih.... bahkan pernah ada yang berkata, "dia itu 'qulubnya keras' (tidak mau tunduk/orang buruk), tapi kalo di depan dia baikin aja". pernyataan itu terlontar dari seorang guru yang katanya lebih qori'. benar-benar busuk.....
Bjirrr
DeleteSesuai dengan firman ALLAH di surat Al'araf 179, kita dikaruniakan mata,telinga, hati adalah untuk memahami ayat-ayat allah,jadi coba pergunakan hati (karena allah ) untuk memahami apa yg kita dapatkan, dan saya juga merasakan apa yang ada dalam firqoh ini lebih banyak di dapati pelajaran(pendapat) yang tidak sejalan dengan pemahaman maksud ayat alqur'an nya, padahal kita di ajarkan untuk berbuat segala sesuatunya dengan hujah/ilmu !
ReplyDeleteWa'alaikum salam, Sahabat yang mencintai Allah Azza wa Jalla, Rasul-Nya dan Kebenaran yang mengirim komentar di blog ini tertanggal 16 Januari 2013 dari Jawa Tengah, Alhamdulillah... dua hari yang lalu ada seorang sahabat dari Jakarta berkunjung ke Medan, dan kami telah menyampaikan keluhan dan keinginan sahabat untuk bertemu dengan sahabat-sahabat yang pernah menimba ilmu di sekte Abu Hamzah kepadanya. Semoga Allah memberi kelapangan waktu kepadanya untuk menghubungi anda...
ReplyDeletejangan lupa penulIs. mereka juga tidak pernah sholat jumat dan melarang jamaahnya utk sholat di masjid. ini saya comment lewat email teman saya. yg terparah ketika baPak kandung saya dibilang kafir. pdhl bapak saya sholat wajib dan sholat tahajudnya lebih rajin drpd guru saya. wkt itu guru saya bernama edwin saptono. dan sejumlah uang saya sempat diwalikan oleh dia tanpa tau kejelasannya. (uni)
ReplyDeleteHahahaha
Deletehttp://sekteislam.wordpress.com/2013/01/26/firqoh-abu-hamzah/
ReplyDeleteSebenarnya banyak hal yang harus di perbaiki dari pemahaman pemahaman firqoh ini.... Namun dalam hal dakwah (penyeruan) yang tanpa adanya upah, sebenarnya mereka memang konsisten. Hanya saja....apa yang mereka sampaikan dalam dakwahnya itu banyak yang dilanggar oleh mereka sendiri, terutama oleh pemimpin pemimpin daerah yang telah ditunjuk oleh 'bapak'. Dari mulai pencurian, pembiaran muridnya untuk mendekati perzinahan (ttm) dan berbohong..... sesungguhnya hal itu bukanlah ciri islam sebagaimana yang Alloh katakan dalam AlQuran.....
ReplyDeleteAUDZUBILLAHI MINASYAITHONIRROJIM
ReplyDeleteBISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Sebaiknya kita kembali belajar ta'awudz dan bismillah.apalagi temen2 yg masih difirqoh abu hamzah..supaya tidak membesar diri dan merasa benar sendiri..supaya sifat iblisnya hilang..sehingga bisa menpraktekan bismillah dgn benar pula.maka belajar ayat2 alquran selanjutnya tidak tercampur bisikan iblis.
Assalamu'alaikum....
ReplyDeleteJika penulis mengatakan mengenai transaksi dalam firqoh ini memakai dinar, maka saya ingin sekali bicara mengenai sistem perusahaan-perusahaan yang didirikan dalam firqoh ini.
Sesungguhnya, jika kita melihat dari asal muasal berdirinya sebuah perusahaan beserta perangkatnya, seperti komisaris dan ditambah dengan adanya rapat pemegang saham, sebenarnya hal tersebut adalah pekerjaan orang Yahudi dan Nasrani. Bukankah dalam berniaga, kita harus mengikuti apa yang Alloh mau (Al Qur'an), dan Rosul berkata:
''barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari mareka.''
(H.R. Abu Daud)
Berarti jika amalan Anda semisal dengan mereka (Yahudi & Nasrani), maka Anda semua adalah bagian dari mereka. Na'udzubillah....
Ditambah lagi dengan transaksi dinar yang dilakukan. Dalam prakteknya, mereka membuat Laporan Keuangan dengan Dinar, dan kadangkala terjadi apresiasi jika mendekati Musyawaroh (tutup buku/ menghitung dan bagi-bagi keuntungan). Apresiasi adalah naiknya nilai dinar dalam rupiah dan kenaikan tersebut ditetapkan oleh si Khalifah gadungan (Bapak). Sehingga harga dinar sekarang akan berbeda dengan harga dinar 10 th lalu. Jika dahulu 1 dinar hanya sekitar 300.000 maka sekarang membengkak menjadi sekitar 2.000.000. Sehingga bisa ditebak, para pemegang saham yang dulunya hanya memilik modal sekitar 600.000 maka sekarang dia memiliki modal 4.000.000. Uang tersebut didapat dari kerja keras para amilin (pekerja). Mereka (para pemegang saham) mendapat uang tanpa harus bekerja. Tapi yang paling menakutkan adalah RIBA. Takutkah Anda dengan Riba? Modal tersebut menjadi berlipat-lipat dan berganda nilainya. Astaghfirullah....
Makah mintalah ampun dan segera bertobat kepada Alloh, semuanya belum terlambat....
jangan larut dalam perselisihan saudaraku, di luar sana ada yg lebih hebat lg perselisihannya, kita terima saja ini sbg suatu realitas umat Islam saat ini mendekati akhir zaman. KEEP FOCUS koreksi DIRI dan KELUARGA, tegakkan sebagaimana yg Allah perintahkan (Asy-Syuura :15), berusaha bersikap adil (An-Nisa:135), memohon dengan harap lg cemas kpd Allah (Al-Anbiya:90, Al-A'raf:56) agar kita dimasukkan kedalam HIZBULLAH.
ReplyDeleteassalamu 'alaikum ilyas,, ga nyangka kalo ternyata tulisan ini sudah lama trpublikasikan, masih berantakan banget,, hehehe
ReplyDeleteKebenaran dipastikan tidak akan pernah terkalahkan oleh apapun baik dengan dengan sengaja ataupun dengan salah pemahaman, karena Allah menjaganya. Yang perlu dicemaskan adalah kita, diri kita yang tidak dapat mengikuti kebenaran itu karena tertutupi. Tertutupi dengan keangkuhan, kepentingan sesaat, kebodohan, kemalasan, mersasa cukup dan ketidak jujuran.
ReplyDeleteUntuk mencapai kebenaran itu akan melalui berbagai rintangan yang tentunya bisa dirasakan mengecewakan, tidak mengenakan, kebingungan dan kekhawatiran. Proses pencapaian itu bisa jadi mebawa pada jurang kebencian, dendam dan kemarahan yang dapat mengeluarkan kita dari semangat memperoleh kebenaran.
Berpikir jernih dan sikap positip apa yang telah kita lalui itu menjadi bagian anak tangga yg ditetapkan untuk dilalui sehingga bisa naik ketangga berikutnya yang lebih tinggi. Tidak berpikir sebaliknya yang menjadikan kita justru kembali menuruni anak tangga bahkan terpleset jatuh dan seamakin jauh dari kebenaran.
Tetaplah berjuang, dan berharap penuh kepada Allah untuk cahya-Nya. Allah membawa siapa yang dikehendaki kepada caha-Nya.Banyaklah memohon ampun bisa jadi kita merasa pada puncak kebenaran padahal kita baru dianak tangga kedua bahkan mungkin yang pertama. Raih saudara, krabat dan teman serta siapa pun dia yg ingin mendapat ridho-Nya untuk bahu membahu dalam ketakwaan...........
Wa'alaikumsalam, bang Jaffar. Iya nih bang saya juga lupa merapikannya, habis baru pertama kali buat blog dikala itu. walaupun berantakan manfaatnya bisa dibilang "Maknyusss" dan "sangat bermanfaat". Semoga saja banyak teman-teman dalam firqah ini yang membacanya, sebagai masukan gitu...
ReplyDeleteBagi para sahabat yang sudah memberikan masukannya berupa komentar yang positif, "Jazakallahu khairan".
Assalamu'alaikum, Alhamdulillah, sudah sekian lama saya mencari sekte firqoh menyimpang ini dan baru kali ini saya menemukan kejelasannya. Sekitar lima tahun lalu saya meninggalkan firqoh sesat ini yang telah saya geluti sekitar tiga tahun mengaji dengan ustad dari kelompok ini. waktu itu saya mencoba mencari di internet, tanya kesana kemari termasuk tanya kepada ustadnya tidak menemukan jawaban yg pasti, mengambang dan berbelit-belit tanpa dasar yg jelas, padahal pertanyaannya cuma satu, mengapa tidak mau sholat berjamaah di masjid? itu saja. Akirnya Allah subehanahuwata'ala menunjukkan jalan yang lurus jalan yang ditempuh oleh Rosululloh, sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in dan para salafusholeh,menuntut ilmu syar'i dari para salaf, ahlussunna waljamaah dan alhamdulillah insyaAllah istiqomah hingga akhir hayat amin. Syukron, jazakalloh khoirn. - Abu Muhamad -
ReplyDeletewa 'alaikum salam abu muhammad, silahkan buka juga link ini ttg kelompok abu hamzah https://sekteislam.wordpress.com/2013/01/26/firqoh-abu-hamzah/comment-page-1/#comment-229
ReplyDeleteBismillah ,
ReplyDeletehttp://sekteislam.wordpress.com/2013/01/26/firqoh-abu-hamzah/
Maaf Penulis , Tadi saya baca Istri ke 2 agus atau abu hamzah adalah mantan pegawai negeri ? Yang Saya Tahu ,Dia Mantan buruh di perusahaan yg sekarang sudah gulung tikar yaitu PT Tong Yang.Dia Belajar jauh2 sangat belakangan di banding saya ,Namun Karena Keelokan rupanya dan akhirnya di nikahi agus dan melesat lah dia tiba2 saja jadi 'ibu negara '.Mungkin itu sedikit yg saya tahu ,alhamdulillah saya sudah keluar 7 tahun yang lalu dan sempat menimba ilmu yg tak jelas di sana juga selama 8 tahun .
ReplyDeleteSaya mah boleh dibilang awam, ya Alloh semoga selalu memberikan petunjuk
ReplyDeletelina: Seorang pegawai negeri di era awal 80an yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk kuliah di Australia <<==== itu ditujukan utk abu hamzah, bukan istri keduanya, ana
ReplyDeleteWah, semakin banyak neh artikel tentang FAH. Mudah2an juga semakin banyak yang sadar dan keluar dari FAH. Aamiin ....
ReplyDeleteAlhamdullilah..saya juga sudah keluar dari sekte sesat abu hamzah. Saya dulu belajar di kawasan citayam depok
ReplyDeletealhamdulillah adik kami kembali ke pangkuan keluarga dan meninggalkan firqoh sesat abu hamzah....10 tahun lebih say menunggu momen ini
ReplyDeleteBerikut ini kami kutipkan fatwa ulama' Saudi yang diketuai Syaikh Bin Baz tentang keharaman penerjemahan Al-Qur'an secara harfiyah yang kami copykan dari situs resmi penerbitan Al Qur'an di Madina Al Munawwarah; http://www.qurancomplex.org/:
ReplyDeleteTajuk fatwa : Hukum Menerjemahkan Al Qur'an
Nomor fatwa : 42
Tanggal penambahan : Kamis 5 Jumadilakhir 1425 H. bertepatan dengan 22 Juli 2004 M.
Pihak pemberi fatwa : Fatwa Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa
Sumber fatwa : Fatwa nomor: 833, jilid 4, halaman 132
السؤال:ترجمة القرآن، أو بعض آياته إلى لغة أجنبية، أو أعجمية بقصد نشر الدعوة الإسلامية الحـقة في غير بلاد المسلمين، هل في هذا العمل ما يخالف الشرع والدين؟الجواب :الحـمد لله وحـده، والصلاة والسلام على رسـوله وآله وصحبه ، وبعد: .ترجمة القرآن، أو بعض آياته والتعبير عن جميع المعاني المقصود إليها من ذلك غير ممكن، وترجمته -أو بعض آياته- ترجمة حرفية غير جائزة؛ لما فيها من إحالة المعاني وتحريفها. .أما ترجمة الإنسان ما فهمه من معنى آية، أو أكثر وتعبيره عما فهمه من أحكامه وآدابه بلغة إنجليزية، أو فرنسية، أو فارسية- مثلا- لينشر ما فهمه من القرآن، ويدعو الناس إليه، فهو جائز، كما يفسر الإنسان ما فهمه من القرآن، أو آيات منه باللغة العربية، وذلك بشرط: أن يكون أهلا لتفسير القرآن، وعنده قدرة على التعبير عما فهمه من الأحكام والآداب بدقة. .فمن لم تكن لديه وسائل تعينه على فهم القرآن، أو لم يكن لديه اقتدار على التعبير عنه بلغة عربية أو غير عربية تعبيرًا دقيقًا، فلا يجوز له التعرض لذلك؛ خشية أن يحرف كتاب الله عن مواضعه، فينعكس عليه قصده المعروف منكرًا، وإرادته الإحسان إساءة. .وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.Artinya:Soal:Menerjemahkan Al-Qur'an atau beberapa ayat ke dalam bahasa asing, untuk menyebarkan dakwah Islam yang benar ke negara-negara Non Muslim. Apakah usaha ini menyalahi syari'at dan agama?Jawab :Segala puji hanyalah bagi Allah. Shalawat serta salam kita tujukan kepada Nabi Muhammad Saw., keluarganya dan sahabat-sahabatnya.Menerjemahkan Al-Qur'an atau beberapa ayat, untuk menjelaskan yang dimaksud Al-Qur'an secara utuh, tidak mungkin. Oleh karena itu, menerjemahkan Al-Qur'an atau beberapa ayat secara harfiyah tidak boleh, sebab hal ini dapat menyebabkan pengertian yang salah, dan penyimpangan dari maksud sebenarnya.Seseorang menerjemahkan suatu ayat atau lebih yang dipahaminya, dan menjelaskan hukum serta tuntunan Al-Qur'an yang dipahaminya dalam bahasa Inggris, Prancis atau Persia, untuk menyebarkan pengertian Al-Qur'an yang dipahaminya, dan mengajak manusia kepada Al-Qur'an. Hal demikian dibolehkan, sebagaimana orang menafsirkan Al-Qur'an atau beberapa ayat yang dipahaminya dalam bahasa Arab. Akan tetapi yang bersangkutan harus memenuhi syarat sebagai: ahli tafsir Al-Qur'an, mampu menjelaskan aspek hukum dan tuntunan Al-Qur'an secara cermat dengan pemahaman yang diperolehnya dari Al-Qur'an.Maka siapa saja yang tidak memenuhi persyaratan ini, atau tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan maksud Al-Qur'an, baik dalam bahasa Arab atau Non Arab secara cermat, maka dia tidak boleh melakukan usaha ini. Karena dikhawatirkan merubah makna Al-Qur'an dari maksud yang sebenarnya, sehingga yang semula maksudnya baik menjadi tidak baik. Dan keinginannya yang semula baik menjadi buruk. Wa billahi taufik, semoga Allah memberi taufik. Semoga Rahmat Allah terlimpah kepada Nabi kita Muhammad Saw., keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa, Arab Saudi Anggota: Abdullah bin Mani'Anggota: Abdullah bin GhadyanWakil Ketua: Abdul Razzaq AfifiKetua: Abdul Aziz bin Baz(qurancomplex.org)