Trompet Akhir Zaman
Setelah penulis ajak
pembaca berjalan-berjalan di ruang angkasa dari satu planet ke planet yang lain
dan dari satu benda angkasa ke benda angkasa yang lain dan juga telah
ditunjukkan betapa besarnya alam semesta ciptaan Allah ini, selanjutnya penulis
ajak untuk merenungkan seberapa besar terompet yang akan ditiup oleh Malaikat
Israfil. Sebelum mengkaji seberapa besar terompet yang akan ditiup Malaikat
Israfil, terlebih dahulu marilah kita bahas apa makna terompet yang disebutkan
pada beberapa ayat Al Qur’an? Dalam sejarah manusia khususnya jaman kerajaan,
terompet sering digunakan sebagai alat untuk pengumuman tentang sesuatu hal
dari Sang Raja atau juga untuk memberikan tanda bahwa para pengawal kerajaan
untuk berkumpul. Demikian juga Kerajaan Allah yang meliputi seluruh alam
semesta dan ciptaannya. Ketika Hari Akhir saatnya tiba, maka terompet akan
ditiup oleh Malaikat Israfil untuk pertama kalinya. Kemudian ketika Allah akan
mengumpulkan dan menghidupkan kembali seluruh manusia untuk menghadapi
pengadilan Allah, terompet juga ditiup untuk kedua kalinya.
Para ilmuan tidak ada habis-habisnya
meneliti dan memikirkan keberadaan alam semesta ini, dari mengamati bumi
beserta isinya termasuk diri manusia itu sendiri, sampai benda-benda di luar
angkasa bahkan sampai memprediksi bentuk alam semesta ciptaan Allah ini.
Gambar-gambar yang dapat dilihat pada www.rense.com/general72/size.htm hanyalah
merupakan bagian kecil dari benda-benda yang ada di alam semesta ini yang
berhasil diamati manusia. Semua benda-benda tersebut tentunya berada dalam
suatu ruang yang disebut alam semesta yang diasumsikan oleh para ilmuan ada
batasnya. Berkaitan dengan hal ini, para ilmuan mencoba memprediksi bentuk alam
semesta melalui pengamatan atau data-data yang dikumpulkan dengan peralatan
canggih yang ada.
Pada awalnya para ilmuan memprediksi
bahwa bentuk alam semesta ini adalah datar atau “flat”. Kemudian ilmuan
dari Inggris memprediksi lagi bahwa bentuk alam semesta adalah seperti bola
sepak. Prediksi bentuk alam semesta seperti bola sepak sebenarnya sebuah
perkiraan yang bagus sebagai bagian dari teori alam semesta yang terbatas
(finite universe theory). Akan tetapi berdasarkan data-data terbaru khususnya
tentang “background radiation” yang dikumpulkan para ilmuan tidak mendukung
prediksi tersebut teori tersebut. Dengan data-data terbaru yang dikumpulkan
oleh sebuah alat milik NASA bernama “Wilkinson
Microwave Anisotropy Prob (WMAP)” Profesor Frank Steiner dari Universitas Ulm,
Jerman, yang memimpin sekelompok ilmuan mengajukan bentuk alam semesta yang
sungguh mengejutkan. Profesor Steiner dan kelompoknya mengklaim bahwa alam
semesta berbentuk seperti terompet. Bentuk ini cocok dengan hasil
observasi (data yang dikumpulkan). Pada ujung depan terompet merupakan
bagian alam semesta yang dapat diobservasi manusia (observable) dan semakin ke
ujung belakang dari terompet tersebut adalah bagian alam semesta yang tidak
bisa diamati (unobservable). (Lihat Gambar). Sekarang marilah kita tengok salah
satu ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang terompet, misalnya QS An-Naml ayat
87:
“Dan pada hari (ketika) TEROMPET
ditiup, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali
siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan
merendahkan diri” (QS 27:87).
Apa yang bisa kita tafsirkan dari
ayat tersebut? Jika hasil temuan para ilmuan tersebut kita gunakan sebagai
dasar untuk menafsirkan ayat tersebut, maka yang dimaksud terompet adalah alam
semesta ini yang bentuknya menyerupai terompet. Jadi ketika terompet (baca alam
semesta dan seluruh isinya) ditiup oleh Malaikat Israfil untuk pertama kalinya
maka saat itulah “timing” dari berakhirnya kehidupan manusia dan hancurnya alam
yang fana ini atau yang disebut sebagai Hari Akhir. Dalam beberapa ayat lain,
terompet ini akan ditiup untuk yang kedua kalinya yang menandai dibangkitkannya
manusia dari kematian untuk menghadapi pengadilan Allah, dan inilah yang
dinamakan sebagai Hari Kiamat (Hari Kebangkitan). Sebagai catatan,
sebenarnya menurut Al Qur’an ada urutan kejadian berkenaan dengan hari
akhir yang diawali dengan hancurnya alam semesta dan berakhirnya kehidupan
dunia ini (dalam Al Qur’an salah satunya merujuk pada kata “as-saa’ah” atau
Waktu dimulainya kehidupan akhirat yang ditandai dengan ditiupnya terompet
untuk yang pertama kalinya) yang diikuti dengan dibangkitkannya dan
dikumpulkannya manusia dari kematian (dalam Al Qur’an dikatakan dengan istilah
“al-qiyaamah” atau hari Kiamat yang ditandai dengan ditiupnya terompet untuk
yang kedua kalinya) untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya
selama di dunia (salah satu istilah yang dipakai di Al Qur’an “yaumul fashl”
atau hari penentuan). Wallaahu a’lam bish shawab.
dikutip dari : www.alquran-indonesia.com
Leave a Comment