Mengenal Opini publik (Public Opinion)

Hai… sobat cuap, kali ini saya akan memposting sebuah artikel yang bisa juga menjadi masukan penting disuatu saat nanti. Artikel ini masih berisi tentang sesuatu yang bersifat konspirasi diruang lingkup media. Tapi tunggu dulu, saya akan memaparkan secara umum saja, agar tidak terkesan membosankan dan memaksakan sebuah pemikiran yang menjatuhkan kelompok tertentu.
Pengertian Opini Publik.
Pembentukan Opini Publik
Opini publik menurut DAN NIMMO, Opini Publik adalah suatu proses yang menggabungkan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan usulan-usulan yang dinyatakan oleh pribadi warga negara terhadap kebijakan yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang bertugas untuk mencapai ketertiban sosial dalam situasi yang menyangkut konflik, sengketa, dan ketidaksepakatan menganai apa yang harus dilakukan dan bagaimanan melakukannya.[1]
Opini publik menurut LEONARD W. DOBB, Opini Publik adalah menyangkut sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, di mana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. Beliau juga menyebutkan bahwa yang membentuk opini publik itu adalah sikap pribadi seseorang ataupun sikap kelompoknya karena itu sikapnya ditentukan oleh pengalamannya, yaitu pengalaman dari dan dalam kelompoknya itu pula.[2]
Opini publik menurut BERNARD BERELSON, Opini Publik adalah pertukaran informasi yang membentuk sikap, menentukan isu dalam masyarakat dan dinyatakan secara terbuka. Opini publik sebagai komunikasi mengenai soal-soal tertentu yang jika dibawakan dalam bentuk atau cara tertentu kepada orang tertentu akan membawa efek tertentu pula.[3]
Opini publik menurut DJOENASIH S. SOENARDJO, Opini Publik dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan pendapat umum, dengan demikian public diterjemahkan dengan ‘umum’ sedangkan opinion dialih-bahasakan dengan ‘pendapat’. Dengan demikian opini public adalah kumpulan pendapat individu terhadap masalah tertentu yang mempengaruhi suatu kelompok orang-orang (masyarakat).[4]
Opini publik menurut EMORI BOGARDUS, Opini publik adalah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan dalam masyarakat Demokratis.[5]
Begitulah pengertian menurut beberapa pakar tentang definisi opini publik. Dalam catatan sejarah Opini Publik atau public opinion merupakan sebuah fenomena dalam kehidupan sosial dan politik mulai banyak dikenal dan dipakai pada akhir abad ke-18 di Eropa dan Amerika Serikat.  Pemakaian istilah itu terutama berkaitan dengan politik dan komunikasi politik ketika Alquin menyerukan, “vox populi, vox dei” (suara rakyat adalah suara tuhan).  Hal ini berkaitan dengan berkembangnya gagasan tentang pentingnya kemerdekaan berserikat dan kebebasan menyatakan pendapat di depan umum sebagai salah salah satu elemen penting dalam membangun demokrasi.
Istilah public opinion dalam pengertian yang modern pertama kali digunakan oleh Machiavelli. Dalam buku Discourses, Machiavelli mengatakan bahwa orang yang bijaksana tidak akan mengabaikan Opini Publik mengenai soal-soal tertentu, seperti pendistribusian jabatan dan kenaikan jabatan. Rosseau pernah menyebut Opini Publik sebagai “ratu dunia”, karena Opini Publik itu tidak dapat ditakhlukkan oleh raja-raja di zaman otoritarian pada abad ke-17 dan ke-18, kecuali bila sang “ratu dunia” itu mau dibeli sehingga menjadi “budak” dari raja. Rosseau (1913:105) menyatakan bahwa dalam perubahan sosial dan politik, pemerintah tidak boleh terlalu jauh di depan pendapat rakyat.  Meskipun demikian ia juga menyadari bahwa kebijakan pemerintah secara timbal balik membentuk opini publik.
Kaitan Opini publik dan Propaganda
Dalam perkembangannya opini publik lantas dikaitkan erat dengan aksi propaganda. Di Amerika Serikat, praktek Public Relations yang berkembang era Perang Dunia I tak lepas dari praktek-praktek komunikasi propaganda. Perang Dunia I dimana terjadi depresi  berkepanjangan yang diikuti keruntuhan pasar saham memunculkan kondisi yang tidak hanya menuntut dibutuhkannya tentara tetapi juga peran Public Relations untuk mengatasi ketidaksukaan luas dan ketidakpercayaan para pengusaha pesar. Peran Public Relations yang oleh Earnest Elmo Calkins “Gnats and Camels” 1927 dikatakan : “the technique of this of work was greatly improved by the war. it became a public duty to spread propaganda, and a immense amount of talent was available for the purpose.”
Dunia Public Relations mungkin bukan murni propaganda, namun dapat mengandung elemen propaganda saat pesan yang disampaikan ditujukan untuk menyesatkan penerima pesan, dan penyampaian pesan dilakukan dengan menyembunyikan sumber informasi, tujuan informasi, sisi lain cerita (hanya satu pihak), dan konsekuensi saat pesan ini diadopsi.
Kinerja Public Relations hanyalah salah satu contoh komunikasi yang memakai praktek propaganda. Karena kemudian pemerintah, politisi, dan kelompok-kelompok tertentu akhirnya menyadari betapa propaganda memiliki kekuatan dahsyat untuk membentuk opini publik dan mempengaruhi publik akan suatu hal yang menguntungkan kepentingan mereka.
Hubungan Opini Publik, Propaganda, dan Media
Media massa dalam perkembangannya kemudian menjadi salah satu media modern yang mendukung praktek propaganda.Media massa sendiri memiliki berbagai peran, salah satunya ialah dalam mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang maupun sekelompok orang ataupun masyarakat. Media mempengaruhi pandangan masyarakat dalam proses pembentukan opini atau sudut pandangnya. Media massa dapat dikatakan merupakan senjata yang ampuh bagi perebutan citra (image).
Propaganda dan media massa memang tak bisa terpisahkan, lewat media massa inilah kemudian propaganda bisa terlaksana dengan baik terlepas itu oleh media audio, visual, ataupun audio visual. Media massa memang memiliki pengaruh yang sangat sentral dalam pembentukan opini publik sehingga dalam hal ini informasi yang diberikan dapat mempengaruhi keadaan komunikasi sosial pada masyarakat.
Dengan media massa, seseorang atau kelompok tertentu menanamkan pesan tertentu melalui informasi-informasi yang penyajiannya seringkali disetting terlebih dulu. Dengan media massa orang bisa mencitrakan dirinya, menaikkan pamor tokoh tertentu atau bahkan menjatuhkan figur lawan.
Hingga saat ini, media massa masih diyakini memiliki kekuatan besar dalam pembentukan opini publik dan menjadi alat efektif dalam melancarkan propaganda. Dan uraian berikut menggambarkan bagaimana opini publik, propaganda, dan media massa memiliki hubungan yang sulit terpisahkan.

[1] http://teknologidanpolitikkomunikasi.blogspot.com/2012/06/opini-publik-dalam-kajian-komunikasi.html
[2] http://zizer.wordpress.com/2009/12/08/public-opinion-opini-publik/
[3] http://fikom-jurnalistik.blogspot.com/2011/03/opini-publik.html
[4] http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-opini-publik.html
[5] http://nzl-hmd-berbagi.blogspot.com/2011/12/pengantar-pengertian-opini-publik.html


No comments

Powered by Blogger.