Codex Alimentarius: Bahayakah Aspartame?

Artikel pertama yaitu Codex Alimentarius berkaitan dengan Fluoride, maka kita akan melanjutkan dengan bahaya Aspartame (pemanis buatan). Dari berbagai artikel yang saya baca, kasus aspartame ini mengalami pro dan kontra berkaitan dengan bahaya atau amannya zat ini. Oleh sebab itu, saya tertarik mengangkat topik dari segi negatif agar kita senantiasa berhati-hati dan segera mencari pengetahuan tambahan tentang zat ini. Berangkat dari Al-Quran, segaimana Allah Yang Maha Mengetahui mengingatkan kita pergolakan zaman yang akan kita hadapi akan mengawali topik ini.
 “Dan bila dikatakan kepada mereka "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”.
Pengenalan Aspartame
Aspartam adalah pemanis buatan yang tersusun dari 2 macam asam amino yaitu asam aspartat dan fenilalanin. Ia ditemukan pada tahun 1965 oleh James Schslatte sebagai hasil percobaan yang gagal. Asam aspartat dan fenilalanin sendiri merupakan asam amino yang menyusun protein, khusus asam aspartat, ia juga merupakan senyawa penghantar pada sistem saraf (neurotransmiter).
Aspartam, dikenal juga dengan kode E951, memiliki kadar kemanisan 200 kali daripada gula (sukrosa), dan banyak dijumpai pada produk-produk minuman dan makanan/permen rendah kalori atau sugar-free. Nama dagang aspartam sebagai pemanis buatan antara lain adalah Equal, Nutrasweet dan Canderel.
Aspartame diproduksi oleh perusahaan kimia bernama Monsanto, masuk pasar Amerika sejak tahun 1981 dan di Inggris pada tahun 1982. Aspartame telah dipasarkan ke seluruh dunia sebagai pengganti gula dan dapat dijumpai pada banyak jenis minuman ringan untuk diet.
Senyawa kimia sejenis alkohol yang terdapat dalam Aspartame, di dalam lambung berubah menjadi formaldehid (formalin) yang kemudian mengalami perubahan menjadi senyawa asam yang bernama asam format, sehingga pada akhirnya menimbulkan peningkatan derajat keasaman dalam darah, atau asidosis metabolik.
Senyawa asam yang terbentuk tersebut serupa dengan racun pada sengat semut api. Ditengarai pula bahwa formaldehid yang terbentuk dapat terakumulasi dalam sel, kemudian bereaksi dengan berbagai enzim dan DNA di mitokondria maupun inti sel, sehingga berpotensi mencetuskan keganasan atau kanker pada pengguna jangka panjang.
Penelitian dengan tikus percobaan yang dilaporkan dalam majalah SCIENCE bulan Juli 2007, memperlihatkan bahwa dengan menggunakan kadar Aspartame yang lebih rendah dari dosis yang dikonsumsi oleh manusia, sudah dapat menyebabkan timbulnya kanker kelenjar getah bening (limfoma maligna) dan kanker darah (leukemia), dan bila menggunakan dosis lebih tinggi akan menimbulkan keganasan pada seluruh organ tubuh.
Aspartame Sebagai Pengenyah (Racun) Semut
Kali ini bisa sebagai bahan penelitian langsung bagi kita, sehingga kita bisa menilai apakah berbahaya atau amannya zat ini. Para profesional kesehatan juga menganjurkan aspartame sebagai gula yang aman bagi  penderita diabetes. Namun, tahukah kita bahwa aspartame ternyata efektif digunakan sebagai racun semut.
Pernah terjadi, seseorang memiliki masalah hama semut di kamar mandinya. Sadar akan pengaruh aspartame sebagai bahan kimia yang beracun, suatu hari dia menaburkan aspartame di tiap pojok kamar mandinya. Ternyata usahanya berhasil. Dia tidak melihat semut-semut ada di kamar mandinya lagi.
Aspartame juga efektif untuk mengenyahkan masalah semut merah (biasanya tidak mempan dengan berbagai racun). Tidaklah heran jika aspartame bekerja bak racun serangga, karena asam asparctic yang terkandung dalam produk beracun telah terbukti bersifat exitotoxin yang menyebabkan sel-sel otak menjadi cepat mati, sama seperti yang terjadi dengan kasus semut-semut tadi.
Aspartame Merusak Tidak Kalah Dengan Formalin
Penelitian dengan semut diatas menjadi contoh bagi kita tentang bahayanya zat ini. Dan sekarang kita akan lihat penuturan para ahli mengenai efek negative aspartame bagi manusia yang cukup mengerikan dan tak kalah dengan bahayanya formalin.
“Aspartame (NutraSweet) merusak secara pelan-pelan dan tak terasa bagi tubuh dan itulah alasan mengapa kita harus menghindarinya. Akan diperlukan satu tahun, lima, 10 atau 40 tahun, tapi dalam jangka panjang akan nampak perubahan yang menyebabkan penyakit ringan maupun berat. Aspartame punya efek yang mendalam pada mood seseorang, kecemasan, pusing, kepanikan, mual, iritabilitas, gangguan ingatn dan konsentrasi.” Ralph Walton, M.D
“Saya telah mengamati adanya masalah kerusakan intelektual yang berat sehubungan dengan penggunaan produk-produk aspartame. Biasanya bermanifestasi dalam susah membaca dan menulis, susah mengingat, sering lupa waktu, tempat bahkan orang lain yang pernah dia kenal. Banyak efek dari aspartame begitu serius termasuk kejang-kejang dan kematian. Efek lainnya yaitu: sakit kepala/migraine, pusing, sakit persendian, mual, mati rasa, kejang otot, kegemukan, gatal-gatal, depresi, kelelahan, lekas marah, tachycardia, insomnia, kebutaan, ketulian, jantung berdebar, sesak nafas, kecemasan, gangguan berbicara, kehilangan indra pengecap, telinga berdengung, vertigo, dan lupa ingatan.” H. J. Roberts, M.D.

Aspartame ini banyak kita temukan di dalam minuman softdrink bukan? Jika anda seorang yang menyukai menggacak-acak mbah google dan mbah youtube, maka anda banyak menemukan percobaan-percobaan berkaitan dengan softdrink ini.

Untuk mempermanis topik kali ini saya akan membubuhkan video dokumentery tentang Codex Alimentarius Fluoride, Aspartame dan Agenda 21, untuk memberi warna artikel ini.



Sumber:
healindonesia.com
muslimahcare99.blogspot.com

No comments

Powered by Blogger.