Kisah Inspirasi Berfikir Positif

Assalamu 'alaikum, para sahabat dah lama mimin cuap tidak berbagi informasi yang bermanfaat bagi khalayak ramai. Kali ini mimin mau share sesuatu yang sangat berkesan bagi mimin peribadi. Langsung saja ya ke tkp..
Seorang murid al-Hakim Zaynu sering mengeluhkan tentang apa saja dan di mana saja. Alhasil, banyak orang menjauhinya. Tinggallah ia seorang diri. Ia mengeluhkan persoalan yang dihadapi kepada Zaynu. Ia mengatakan bahwa orang-orang cemburu dan dengki kepadanya. Al Hakim Zaynu minta pemuda itu pergi bersamanya. Saat berjalan bersama, mereka tiba di jalan yang gelap. Zaynu minta pemuda itu melalui jalan itu. Ia kaget dan bertanya, “Mengapa aku harus melalui jalan gelap ini? Mengapa bukan jalan yang terang supaya akan dapat mencapai tempat yang dituju?” Zaynu malah mengulangi kalimat yang sama: “lalui jalan ini! Aku akan menemuimu dari jalan yang lain”. Setelah berkata demikian, Zaynu meninggalkan pemuda itu sendirian. Pemuda itu mulai berjalan, benar-benar gelap dan tak dapat melihat apapun. Bahkan ia tidak dapat melihat tangan dan kakinya sendiri. Sepanjang jalan ia bertanya-tanya: ”Mengapa Zaynu meminta aku melalui jalan ini? Apakah ini ujian atau karena ia sudah tua, jadi tak menyadari apa yang diucapkan? Ketika sedang berpikir seperti itu, tiba-tiba ia membentur tembok di depannya. Ia berteriak kesakitan dan amat geram. Ia menjauhi tempat itu menuju tempat lain. Namun ia tidak tahu ke mana arah keluar dari kegelapan. Ia juga tidak tahu dari arah mana ia datang. Pemuda itu diliputi keraguan. Akhirnya ia berbalik. Ia marah pada Zaynu. Ia juga berpikir banyak hal negatif yang mungkin terjadi hingga ia membentur tembok lagi. Ia teriak dan memaki Zaynu. Ia mencelanya karena telah memilih jalan lain. Bahkan ia menyalahkan dirinya sendiri karena mengikuti kata-kata Zaynu.  Tak lama kemudian ia terjerumus ke dalam lubang yang dalam. Ia berteriak dan mengerang kesakitan. Dalam kondisi terbakar amarah, ia mengumpat dan memaki Zaynu. Ia berusaha keluar tetapi tidak bisa karena lubang itu cukup dalam. Ia menangis dan tak ada yang bisa dilakukannya selain duduk menyesali diri. Ia benar-benar frustasi hingga pingsan.
Setelah sadar, ia teriak sekencang-kencangnya meminta pertolongan. Tak seorangpun mendengar teriakannya. Harapannya untuk dapat kembali pulangpun pupus. Tak lama kemudian, ia melihat secercah cahaya mendekat.  Ia gembira sekali dan berteriak sekuat tenaga meminta pertolongan. Ternyata orang yang berdiri di depannya adalah al-Hakim Zaynu. Ia membantu pemuda itu keluar dari lobang lalu membimbingnya keluar dari kegelapan. Di ujung jalan, pemuda itu menghentikan langkah Zaynu dan bertanya:”mengapa engkau lakukan ini kepadaku?” Zaynu tidak menjawab. Karena merasa tidak diacuhkan pemuda itu marah dan kembali bertanya: ”mengapa engkau lakukan ini kepadaku?” Kali ini Zaynu balik bertanya: ”apa yang bisa engkau petik sebagai pelajaran dari pengalaman ini?”. Dengan kesal pemuda itu berkata: ”Sejak hari ini aku tidak boleh mendengarkan ucapan orang lain atau percaya”.  Zaynu mengayunkan langkahnya tanpa komentar.
Tiba-tiba pemuda itu menghadang dan berkata: ”Aku tahu ada pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa yang aku alami. Kumohon engkau memaafkan karena aku teramat menderita di jalan itu. Untuk itu kumohon engkau mengajariku dan menasehatiku”.
Zaynu berkata: ”inilah yang seharusnya engkau ambil sebagai pelajaran wahai pemuda. Ya, ini dia pelajarannya. Caramu bertanya yang terakhir itulah yang mendorongku untuk memberikan jawaban. Sebab cara itulah yang santun dan positif, juga punya tujuan yang bisa engkau ambil manfaatnya. Jalan gelap yang kuminta engkau melewatinya menggambarkan pikiran negatifmu. Tembok yang engkau bentur tidak lain adalah buah pikiran negatifmu. Lobang yang engkau terperosok ke dalamnya juga hasil dari pikiran-pikiran negatifmu yang lain”.
Setelah berkata demikian,  Zaynu mendekati pemuda tersebut. sambil menatap tajam bola matanya ia berkata: ”beginilah pikiran negatif itu wahai pemuda. Pikiran negatif membuat seseorang tidak bisa melihat jalan terang.  Ia memilih jalan gelap di mana ia tidak menemukan jalan keluar dan membentur sesuatu yang menyakitkan. Selain itu, ia merasa tak berarti, gagal, sakit hati, marah, dan segala sesuatu yang negatif sesuai jalan pikirannya. Karena itu, jika ingin benar-benar menjadi orang bijaksana, engkau harus menyadari betul bahwa dalam dirimu ada musuh besar, yaitu pikiranmu yang negatif. Ketika engkau tahu cara mengatasinya, ia akan berpihak kepadamu. Sama seperti kuda yang lepas kendali ia bisa membunuhmu dengan satu tendangan. Tetapi jika engkau mengajarinya, ia akan menjadi sahabat yang bermanfaat. Ingat, pikiranmu adalah perbuatanmu sendiri. Tak seorangpun di muka bumi yang mampu mengubahnya untukmu. Jadi engkaulah satu-satunya orang yang mampu mengubah dan menjadikannya berpihak kepadamu serta membantumu agar tetap stabil dan meraih kebahagiaan”.
Sejatinya pikiran negatif lebih berbahaya daripada yang kita bayangkan. Ia merangkai hidup ini menjadi mata rantai penderitaan, perasaan negatif, perilaku negatif, dan hasil yang negatif seperti sakit jiwa, sakit fisik, kesepian, dab ketakutan. Saya melihatnya seperti gigitan ular; sangat menyakitkan tapi tidak menyebabkan kematian. Yang menyebabkan kematian adalah racun yang mengalir mengikuti peredaran darah. Begitu pula halnya dengan pikiran negatif: ia hanya bisikan yang muncul dalam diri seseorang. Yang membahayakan adalah pengulangan dan penumpukan pikiran dalam memori hingga menjafi kebiasaan yang dilakukan seseorang dalam hidupnya. Itulah kenapa penderitaannya yiada berakhir.
Beginilah sepenggal resensi dari buku " Terapi Berfikir Positif" karya Dr. Ibrahim Elfiky
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya setiap amal dilakukan dengan niat, dan setiap urusan bernilai sesuai niatnya”[HR Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad].
Sumber : Buku Terapi Berfikir Positif

No comments

Powered by Blogger.